Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Diminta Berkaca pada Vietnam Soal Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah Diminta Berkaca pada Vietnam Soal Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terlalu rendah dari potensinya.

"Harus kita bandingkan angka pertumbuhan ekonomi 5,72 persen dengan tingkat inflasi 5,71 persen artinya pertumbuhan ekonomi saat ini belum begitu signifikan, secara riil Indonesia hanya tumbuh 0.01 persen pada triwulan III 2022. Sangat kecil sekali!"

Belum lagi ditambah dengan ancaman resesi ekonomi global yang tak dapat diprediksi. Kemudian, periode 2021-2022 Indonesia mendapatkan windfall dari komoditas CPO dan batubara. Situasi ini memang membuat penerimaan APBN Indonesia surplus, namun Achmad berpendapat kondisi itu tidak akan bertahan di 2023.

"Penurunan harga komoditas akan menjadi ancaman besar bagi APBN Indonesia dimasa resesi yang akan datang," ungkap dia.

Dia mengatakan salah satu opsi yang bisa ditempuh agar ekonomi dapat tumbuh lebih tinggi lagi adalah belanja pemerintah perlu mendukung meningkatkan konsumsi dalam negeri, mengurangi ketergantungan kepada impor, mencari pasar-pasar baru untuk ekspor komoditas.

Selain itu, pemerintah juga dapat memberdayakan para duta besar, khususnya di kawasan Afrika dan lain-lain, untuk menawarkan komoditas-komoditas yang dimiliki Indonesia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: