Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Bukan Sawit, Lantas Manakah Minyak Nabati Paling Ekspansif?

Ternyata Bukan Sawit, Lantas Manakah Minyak Nabati Paling Ekspansif? CPO | Kredit Foto: Austindo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan minyak sawit dunia khususnya di Indonesia, telah meningkatkan persaingan global antar minyak nabati. Minyak kedelai, minyak bunga matahari, dan minyak rapeseed yang sebelumnya menguasai pasar minyak nabati dunia berhadapan dengan minyak sawit yang bertumbuh cepat, baik dari segi produksi maupun konsumsi. Dengan kondisi ini, berbagai bentuk persaingan tidak sehat melalui kampanye negatif, dialami minyak sawit dunia sejak awal tahun 1980-an.

Laporan PASPI mencatat, perkembangan minyak sawit Indonesia yang tergolong revolusioner menarik perhatian masyarakat global. Perubahan posisi minyak sawit menjadi minyak nabati utama dunia menggantikan minyak kedelai yang hampir 100 tahun menjadi minyak utama dunia, telah melahirkan dinamika baru persaingan minyak nabati global. 

Baca Juga: Jadi Bisnis Berkelanjutan, Sinergi Adalah Kunci Menghijaukan Sektor Sawit Indonesia

“Kombinasi bentuk persaingan bisnis minyak nabati dengan mengeksploitasi isu-isu sosial, ekonomi, dan lingkungan global mewarnai dinamika minyak sawit dunia khususnya minyak sawit Indonesia,” catat laporan PASPI.

Berdasarkan data yang dirangkum PASPI diketahui bahwa ekspansi perkebunan kelapa sawit dunia jauh lebih rendah dibandingkan ekspansi perkebunan tanaman penghasil minyak nabati lain seperti kedelai, bunga matahari, dan rapeseed. Dalam periode 1965-2016, luas areal tanaman kedelai dunia meningkat seluas 96,17 juta hektar. Demikian juga tanaman rapeseed dan tanaman bunga matahari berturut-turut meningkat 26,59 juta dan 17,15 juta hektar pada periode yang sama. Sedangkan peningkatan luas areal kelapa sawit hanya sekitar 16,61 juta hektar atau hanya 17 persen dari tambahan areal kedelai.

“Dengan demikian, tanaman penghasil minyak nabati yang paling ekspansif adalah kedelai, rapeseed, dan bunga matahari. Sedangkan ekspansi perkebunan kelapa sawit relatif kecil dibandingkan dengan perkebunan penghasil minyak nabati lainnya tersebut,” catat laporan PASPI. 

Baca Juga: Debat Soekarno dan Stigma PKI, Loyalis Prabowo Heran Sama Elite Megawati: Masa Negara Minta Maaf...

Tidak hanya itu, perubahan tata guna tanah termasuk didalamnya deforestasi (Land Use Land Use Change Forestry/LULUCF) yang terbesar, catat laporan PASPI, terjadi pada perkebunan kedelai, kemudian disusul perkebunan rapeseed dan perkebunan bunga matahari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: