Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Potensi Sumber Daya Alam Bangka Tengah yang Luar Biasa

Oleh: Ratih Kusumastuti, Peneliti Bappelitbangda Bangka Tengah

Potensi Sumber Daya Alam Bangka Tengah yang Luar Biasa Kredit Foto: Antara/Basri Marzuki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Garam dibuat dengan menampung air laut kemudian diuapkan dengan sinar matahari sehingga tinggal kristal-kristalnya garamnya saja. Pembuatan garam secara tradisional yaitu dengan mengalirkan air laut ke dalam tambak-tambak dengan bantuan kincir angin.

Air laut dalam tambak itulah kemudian dijemur menggunakan panas matahari untuk menguapkan airnya dan meninggalkan kristal garamnya. Kristal garam yang mengendap kemudian di panen menggunakan garuk dan dikeruk ke pinggir tambak. Sisa airnya disebut air tua atau air nagari yang juga bernilai ekonomis, sebagai bahan kosmetika dan obat-obatan.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi garam di Indonesia sebesar 1,09 juta ton pada 2021. Jumlah tersebut turun 20,44% dari tahun sebelumnya yang sebesar 1,37 ton. Produksi garam tersebut juga hanya mencapai 61,9% dari target nasional yang ditetapkan pada 2021. Tahun 2020 Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan produksi garam nasional sebanyak 2,1 juta ton.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya produktivitas garam di Indonesia. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor cuaca dan iklim, kualitas garam rakyat yang kurang bersaing, pemanfaatan teknologi yang belum maksimal oleh petani garam, sarana dan prasarana produksi garam rakyat yang kurang memadai, pemasaran garam rakyat yang umumnya masih skala lokal. Hal ini menyebabkan garam lokal cenderung kalah bersaing dengan garam impor.

Data di atas menggambarkan peta sebaran produksi garam nasional, pada 10 provinsi sebagai penghasil produksi garam nasional. Produksi garam nasional masih dominan berada di pesisir jawa, sebesar 77,71 % dari total produksi produksi garam nasional dihasilkan oleh Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat kemudian Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 14,94% sisanya disumbang oleh Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Aceh, Bali, Sulawesi Selatan dan Gorontalo.

Garam merupakan komoditas penting karena salah satu kebutuhan pokok konsumsi rumah tangga maupun industri. Indonesia mempunyai potensi kelautan yang besar, seharusnya mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan garam sendiri. Namun, kebutuhan garam di dalam negeri masih banyak dipenuhi dari impor, karena produksi garam nasional belum mampu memenuhi kebutuhan garam dalam negeri.

Terlihat bahwa jumlah impor garam tiap tahunnya lebih besar dari produksi garam dalam negeri sendiri. Tahun 2021 impor garam sebesar 2.83 juta ton sedangkan produksi garam dalam negeri hanya mampu 1,09 juta ton. Ironi bagi Indonesia yang merupakan salah satu negara yang mempunyai garis pantai terpanjang di dunia yaitu mencapai 95 ribu km.

Hal ini merupakan peluang bagi daerah kepulauan seperti Provinsi Kepulauan Bangka Belitung khususnya Kabupaten Bangka Tengah yang dikelilingi oleh 12 pulau – pulau kecil yang memiliki potensi pesisir dan kelautan cukup besar dengan panjang pantai sekitar 195 km (sumber: Bangka Tengah Dalam Angka 2020). Kabupaten yang dengan potensi kelautan dan perikanan yang melimpah. Salah satu potensi sektor kelautan dan perikanan yang perlu digali dan dikembangkan adalah garam.

Selama ini wilayah pesisir laut Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar dimanfaatkan sebagai wisata pantai. Sementara itu, potensi berupa air laut yang melimpah dan bersih dari pencemaran belum termanfaatkan secara maksimal. Sumber air laut tersebut pada dasarnya merupakan salah satu bahan baku garam yang tidak akan habis untuk dimanfaatkan dalam industri produksi garam.

Adanya potensi tersebut diharapkan dapat mendorong Kabupaten Bangka Tengah untuk mampu memenuhi kebutuhan garam, minimal di Kabupaten Bangka Tengah bisa dipenuhi sendiri. Secara tidak langsung hal tersebut juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat wilayah pesisir khususnya. Penduduk pesisir bisa diarahkan sebagai petani tambak garam.

Bertepatan dengan program Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian yang sedang melakukan pengembangan garam industri terintegrasi dan merupakan salah satu proyek strategis nasional sesuai dengan Peraturan Presiden 109 Tahun 2020. Proyek ini terdiri dari tiga bagian besar yakni Pabrik Pengolahan Garam Rakyat, Produksi Bittern Terintegrasi, dan Pabrik Garam PLTU. Ketiga program tersebut bertujuan untuk mengatasi persoalan tingginya impor garam dan meningkatkan kualitas garam rakyat sehingga dapat bersaing di pasar, serta dalam jangka panjang mewujudkan target swasembada garam. Hal ini merupakan peluang emas bagi Kabupaten Bangka Tengah untuk ikut menjadi bagian dari salah satu proyek strategis nasional tersebut dan tentunya sangat menguntungkan sekali bagi Kabupaten Bangka Tengah.

Potensi Pengembangan Sentra Produksi Gula Aren

Indonesia adalah negara produsen gula aren terbesar dunia di atas Myanmar (sumber: Fakultas Kehutanan IPB). Meskipun tata cara pengelolaan gula aren masih konfensional akan tetapi potensi pasar gula aren sangat besar bahkan berpotensi menjadi komoditas unggulan ekspor, karena konsumsi gula non glukosa (yang diproduksi dari aren) di sejumlah negara lebih tinggi dibandingkan gula glukosa dari tebu.

Tanaman Aren adalah tanaman yang dapat ditanam secara tumpang sari, tanaman kerakyatan yang sangat minim perawatan dan minim pupuk, dapat digunakan untuk reboisasi dan kehutanan. Namun aren belum ditetapkan sebagai tanaman prioritas. Penyadap selama ini masih memanfaatkan aren yang tumbuh liar dan belum dikelola optimal. Data potensi lahan dan hasil panen aren di Kabupaten Bangka Tengah tidak lengkap, sedangkan industri aren yang ada mayoritas skala mikro dan kecil. Sehingga untuk mendapatkan data mengenai aren dan produksi gula aren di Kabupaten Bangka Tengah belum tersedia.

Menurut Dr. Slamet Wahyudi, S.Pd., M.Si  dan Mukhamadun, S. Hut., M.Si dalam bukunya yang berjudul “Budidaya dan Prospek Bisnis Aren”, prospek bisnis tanaman aren dapat peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan. Aren merupakan salah satu pohon konservasi, serta memiliki perakaran serabut yang rapat dan kuat merekat pada tanah. Oleh karena itu dapat terjaga dari erosi dan longsor. Pelepah, ijuk dan akar aren menahan dan menyimpan air hujan dalam jumlah banyak. Aren memiliki potensi nilai ekonomi yang tinggi, karena petani tidak hanya mengambil nira, tetapi juga biji, lidi, ijuk dan lainnya, sehingga akan sangat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan keluarga.

 Tanaman aren tidak seperti tanaman perkebunan lainnya, satu rumah tangga punya 10 tanaman aren saja, maka aren sudah bisa menghidupi mereka dalam skala kecil, tidak perlu memiliki lahan hektaran seperti tanaman lain untuk bisa memiliki kebun. Dengan bibit unggul, ke depannya aren bisa menjadi tanaman prioritas bisa menghasilkan aneka Produk Turunan dari Aren seperti bisa menjadi tepung/pati/sagu aren, Nira dan produk turunannya, Daun aren, ijuk aren, Kolang kaling, kayu aren dan bioenergy, begitu banyak manfaat dari pohon aren tersebut merupakan peluang bagi masyarakat Kabupaten Bangka Belitung. Seperti di Kabupaten Lebak Provinsi Banten, meskipun pengolahan gula aren skala rakyat masih masuk kategori UMKM namun sudah menjadi komoditas unggulan ekspor Kabupaten Lebak, hal ini tidak menutup kemungkinan bagi Kabupaten Bangak Tengah untuk mengembangkan potensi gula aren rakyat menjadi komoditas unggulan daerah dan mempunyai peluang besar menjadi komoditas ekspor.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: