Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

SKK Migas Klaim Berhasil Melakukan Pengeboran 616 Sumur Baru hingga Oktober 2022

SKK Migas Klaim Berhasil Melakukan Pengeboran 616 Sumur Baru hingga Oktober 2022 Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengklaim pengeboran sumur pengembangan semakin masif dilakukan pada tahun 2022.

"Aktivitas hulu migas, kita memang sudah melihat aktivitas yang sangat masif khususnya di eksploitasi di pengembangan, untuk pengeboran dari tahun yang lalu 480 sumur tahun ini insya Allah outlook kita di 800 sehingga hampir dua kali lipat," ujar Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR RI, Rabu (16/11/2022). 

Dwi mengatakan, sampai dengan Oktober 2022, SKK Migas mencatat sebanyak 616 sumur baru dari target yang ditetapkan sebesar 790 sumur baru.

Baca Juga: Tingkatkan Iklim Investasi dan Perkuat Kolaborasi, SKK Migas Gelar Konvensi Internasional

Lanjutnya, Dwi menyebut bahwa saat ini SKK Migas juga tengah menyusun Work Program & Budget (WP&B), di mana pada 2023 rencana pengeboran sudah teridentifikasi sebesar 1.063 sumur. 

Meski catatan penambahan sumur pada 2022 dan 2023 meningkat sangat signifikan, namun belum dapat membuat produksi migas di tahun 2022 tumbuh secara cepat.

"Belum terlalu berdampak pada produksi di 2022 karena kegiatan pengeborannya banyak dimulai di pertengahan tahun yang mestinya ini kita sudah agendakan di Januari-Februari, mudah-mudahan ke depan bisa diperbaiki untuk bisa memanfaatkan awal tahun," ujarnya. 

Lanjutnya, dengan catatan rencana pengeboran pada tahun 2023 yang cukup masif membuat Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sudah mulai kesulitan mendapatkan rig.

"Saat ini kami sudah mulai kesulitan untuk mendapatkan rig," ungkapnya. 

Dwi menyebut, dari kegiatan pengeboran tersebut, sejumlah Wilayah Kerja (WK) yang secara aktif melakukan pengeboran bisa mengerem penurunan (decline), sehingga tahun ini produksi migas lebih flat.

Menurutnya, hal tersebut terjadi lantaran terdapat masalah di fasilitas, sehingga membuat produski Migas yang sebelumnya naik menjadi tertahan.

Dwi menilai kegiatan pengeboran yang aktif di WK juga masih tertahan karena adanya penurunan lifting minyak ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

"Di mana ECML memiliki potensi untuk segera mengangkat kembali dengan proyek yang namanya infildrilling dan eksplorasi di klastik ke struktur di Banyuurip dan juga optimalisasi di Kedung Keris ini yang sedang dalam proses berjalan," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: