Helatan akbar G20 dan B20 di Bali, Indonesia, bakal memberikan banyak manfaat bagi perekonomian nasional. Acara yang melibatkan negara-negara ekonomi terkuat di dunia ini mengajak semua yang hadir berkolaborasi untuk mengatasi persoalan terkini. Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus negara dengan populasi terbesar keempat di dunia harus memiliki peran aktif dan memberi sumbangsih yang signifikan bagi di sana.
Franky Oesman Widjaja, Wakil Ketua Umum II Bidang Perekonomian Kadin Indonesia, menyampaikan bahwa pelaksanaan G20 dan B20 di Bali ini merupakan momentum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara besar. Dengan potensi yang dimiliki, Indonesia tengah menyongsong status sebagai negara maju pada tahun 2045 mendatang, tepat 100 tahun kemerdekaan.
“Semoga G20 dan B20 ini bisa melibatkan lebih banyak negara lagi agar kita bersama-sama bertumbuh lebih kuat, maju dan tentunya bagi Indonesia ini merupakan kesempatan emas untuk merangkul semua stakeholder tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Sehingga Indonesia bisa menjadi destinasi untuk investasi, itulah yang kami harapkan,” ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (17/11/2022). Baca Juga: Di KTT G20, Erdogan Tiru Ancaman yang Diterima Turki: 'Ingat Sejarah, Ingat Tempat'
Franky, yang juga Sinar Mas Board Member ini menjelaskan, saat ini dunia tengah menghadapi berbagai tantangan mulai dari transisi energi, serta ancaman berbagai krisis seperti ekonomi, pangan, kesehatan, hingga persoalan lainnya. Oleh karena itu, model pengembangan UMKM di Indonesia yang saat ini berjalan, diharapkan dapat semakin kuat dan meluas, hingga dapat menjadi rujukan dunia.
Sebabnya, UMKM di Indonesia memegang peranan krusial dengan 60%-70% berkontribusi terhadap GDP dan mampu menyerap tenaga kerja hingga 80%-90%. Dengan potensi itu, tidak hanya menjadi pondasi ketika menghadapi pandemi dan resesi ekonomi global, UMKM juga bisa membawa Indonesia lebih maju lagi kedepannya.
“UMKM ini adalah pondasi kita dan kita juga harus embrace, di Kadin kita pada 3 Oktober 2022 mengundang Presiden Jokowi untuk membuka dan melaunching Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM Naik Kelas,” lanjutnya.
Model kolaborasi dan sinergi antara pemerintah, swasta, dan pelaku UMKM ini akan membuka peluang semakin banyak UMKM yang naik kelas dengan bantuan permodalan, pendampingan usaha hingga akses pasar.
Ia menuturkan bahwa setelah pandemi, dunia usaha mengalami beragam persoalan salah satunya suplai bahan baku. Namun ditengah tantangan itu, Franky mengajak pelaku usaha untuk optimistis dan mampu mengambil kesempatan. Terbukti Indonesia mampu bertahan dari pandemi, kemudian pulih lebih cepat dibandingkan negara-negara lainnya.
“Bapak Presiden sudah meresmikan Gerakan Kemitraan Inklusif untuk UMKM naik Kelas, ini artinya mereka bisa akses teknologi, akses keuangan, akses pasar, jadi mereka bisa menikmati pasar yang lebih besar. Namun mereka harus ada pendampingan kalau tidak ya mereka sulit berkembang, banyak contoh pendampingan yang kami lakukan dan itu terbukti sukses,” tambahnya. Baca Juga: Bicara Empat Mata di G20 Indonesia, Biden dan Erdogan Hasilkan Kesepakatan Luar Biasa
Ke depan, Ia berharap bahwa gerakan ini lebih modular dan sistematis dengan melibatkan lebih banyak lagi perusahaan. Termasuk dengan memberikan status pemeringkatan usaha, misalnya UMKM yang baik berwarna biru, yang cukup baik hijau, masih kurang berwarna kuning serta merah yang statusnya belum melakukan apa-apa. Untuk status UMKM berwarna merah inilah yang memerlukan pendampingan intensif. Karena biasanya mereka belum mengerti cara jualan atau marketing sehingga memerlukan modul yang sesuai dengan usaha dan area mereka beroperasi. Dengan begitu, program pengentasan kemiskinan akan lebih cepat terlaksana.
“Kalau seperti itu 1000% tidak ada orang miskin, ini sangat penting. Middle class kita ini sangat penting, kalau UMKM hidup maka Indonesia betul-betul akan masuk negara 5 ekonomi terbesar pada tahun 2045 sesuai prediksi para ekonom,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman