Sini Kasih Paham, Inilah Capaian Konkret yang Dihasilkan KTT G20 Indonesia, Selamat Ya!
Transformasi Digital
Mengenai transformasi digital, Kelompok Kerja Ekonomi Digital (DEWG) G20 mengangkat konektivitas digital pascapandemi Covid-19. Para anggota DEWG menyepakati mengenai perlunya penguatan konektivitas digital yang bersifat people centered. Selain itu, disepakati pula bahwa konektivitas tersebut mencakup keamanan data digital.
Kemudian pada prioritas kedua terkait kecakapan digital dan literasi digital, anggota G20 DEWG sepakat untuk membuat kerangka untuk mengukur keterampilan dan literasi digital.
Baca Juga: Jokowi Nyatakan DEWG Jadi Kunci Percepatan Transformasi Digital, Menkominfo: Akhirnya Bisa Diadopsi!
Selanjutnya pada prioritas ketiga terkait isu data free flow with trust and crossborder data flow, menjadi salah satu hal yang paling mendapatkan perhatian dari anggota DEWG. Sejatinya, Indonesia menempatkan prinsip keadilan, transparan, dan keabsahan dalam isu itu.
Arsitektur Kesehatan Global
Terkait arsitektur global kesehatan, tidak hanya dibahas dalam Kelompok Kerja Kesehatan (HWG) G20 tapi juga dalam Pertemuan Gabungan Menteri Keuangan dan Menteri Kesehatan (JFHMM) G20 serta Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20.
Ada lima rekomendasi dan agenda aksi untuk memperkuat arsitektur kesehatan global. Salah satunya, pembentukan Dana Perantara Keuangan Pencegahan Pandemi, Kesiapsiagaan, dan Respons (PPR FIF) atau Dana Pandemi.
“Pembentukan FIF adalah salah satu terobosan bersejarah Presidensi G20 Indonesia bidang kesehatan. FIF akan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas global untuk pencegahan, persiapan dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang,” ujar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.
Sebagai contoh dana FIF tersebut dapat digunakan untuk riset dan produksi vaksin dan obat serta perlengkapan kesehatan.
Kemudian, harmonisasi standar protokol kesehatan global. Untuk membuat mobilitas lintas batas aman dan mempercepat pemulihan ekonomi,
Kelima, negara-negara G20 menyadari pentingnya memperluas penelitian dan kapasitas produksi untuk alat vaksin, terapi, dan diagnostik (VTD).
G20 Development Working Group (DWG) Meeting dan G20 Development Ministerial Meeting yang diampu Kementerian PPN/Bappenas menghasilkam tiga Outcome Documents, yakni G20 Roadmap for Stronger Recovery and Resilience in Developing Countries, including Least Developed Countries and Small Island Developing States; G20 Principles to Scale up Blended Finance in Developing Countries, including Least Developed Countries and Small Island Developing States; dan G20 Chair's Summary on Multilateralism for Sustainable Development Goals.
“Dalam dokumen tersebut, kami memprioritaskan transisi yang adil dan inklusif menuju ekonomi yang lebih hijau dan biru, memastikan perlindungan sosial adaptif bagi mereka yang paling rentan, sambil membangun UMKM yang produktif, kompetitif, yang tetap tangguh saat terjadi krisis,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa selaku Chair DWG, Senin (14/11/2022).
Satu hal, hasil dari deklarasi ingin memastikan G20 bermanfaat tidak saja untuk anggotanya, namun juga bagi dunia, dan utamanya negara-negara berkembang. “Let us recover together, recover stronger,” tukas Presiden seraya menutup KTT G20 di Nusa Dua, Bali.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: