Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penghina Iriana Jokowi Minta Maaf Tapi Bawa-bawa 'Rezim', Jhon Sitorus: Padahal Nggak Ada Hubungannya!

Penghina Iriana Jokowi Minta Maaf Tapi Bawa-bawa 'Rezim', Jhon Sitorus: Padahal Nggak Ada Hubungannya! Kredit Foto: Antara/Media Center G20 Indonesia/Zabur Karuru/wsj
Warta Ekonomi, Jakarta -

Jagat media sosial Twitter dihebohkan dengan cuitan seorang warganet bernama Kharisma Jati yang membuat narasi negatif dan diduga penghinaan kepada Ibu Negara, Iriana Jokowi. Setelah ramai dihujat, pria yang belakangan diketahui sebagai komikus itu, akhirnya minta maaf secara terbuka.

Permintaan maaf ini diunggah Kharisma Jati melalui akun Facebook pribadinya. Namun, butir-butir paragraf surat permintaan maafnya dinilai tidak tulus. Hal ini diungkap oleh pegiat media sosial Jhon Sitorus.

Baca Juga: Iriana Jokowi Disindir Tampang Pembantu, Reaksi Geram Dilontarkan: 'Kharisma Jati Kalau Hidup di Orde Baru Sudah Lewat!'

"Setelah meminta maaf 'yang tidak tulus', lalu memberi ultimatum. Padahal, persoalan ini enggak ada hubungannya dengan rezim. Ini adalah kehormatan ibu negara. Ibu dari seluruh manusia yang berindentitas WNI. Maka kewajiban seluruh WNI membela Ibu Negaranya ketika dihina," ucap Jhon dalam unggahannya, Jumat, (18/11/2022).

Menurutnya, pada paragraf keempat surat terbuka itu, hanya mengungkapkan "kemarahan".

"Jangan-jangan dia sedang protes kelompok radikal? Karena semua sifat yang dia sebut adalah habitat dari mereka," tutur Jhon.

Baca Juga: Gibran dan Kaesang Kompak Murka Saat Lihat Narasi Negatif Buat Iriana Jokowi: 'Maksudmu Gimana?'

Lanjut kata dia, 100 persen Kharisma Jati bukan permintaan maaf. Tujuan permintaan maafnya juga tidak spesifik ke Iriana.

"Lalu dia memberi ultimatum di paragraf 4, seakan-akan netizen yang protes dia adalah bagian dari penjilat. Itu tuduhan serius lho," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: