Terus berkurangnya cadangan minyak dan gas (migas) Indonesia dari tahun ke tahun sudah seharusnya menjadi perhatian semua pihak agar dapat beralih ke energi baru terbarukan (EBT).
Pengamat ekonomi dan energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan cadangan migas yang ada di Indonesia sudah menurun jauh dan tidak begitu besar lagi dibandingkan cadangan migas dari berbagai negara.
"Bahkan dibanding Vietnam, cadangan yang lebih besar Vietnam," ujar Fahmy saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Jumat (18/11/2022).
Baca Juga: Fase Transisi, Investasi Industri Energi Fosil Sudah Suram
Fahmy mengatakan, jika pun masih ada cadangan lainnya terletak di relung atau di tengah laut yang sulit untuk eksplorasi dan eksploitasi.
"Kalaupun bisa itu butuh teknologi dan biaya investasinya akan semakin besar sehingga investor juga enggak akan tertarik untuk eksploitasi di Indonesia," ujarnya.
Melihat hal tersebut ditambah tren yang sedang terjadi saat ini, di mana negara-negara di dunia sedang melakukan transisi dari energi fosil ke EBT harus diikuti Indonesia.
"Jadi sekarang memang trennya ke EBT karena transisi energi diberlakukan hampir di seluruh dunia, itu yang memicu investor untuk beralih ke EBT," ungkapnya.
Sebagai informasi, berdasarkan laporan Tahunan Ditjen Migas ESDM 2019, cadangan minyak bumi per 1 Januari 2019 adalah sebesar 3.774,6 juta standar barel (MMSTB). Sekitar 68 persen dari cadangan tersebut telah terbukti, dan sisanya bersifat terduga.
Dalam perkembangannya, data SKK Migas hingga 31 Desember 2021 mencatat jumlah cadangan terbukti minyak Indonesia tinggal 2.360 juta barel.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: