Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KemenKopUKM dan BRI Bersinergi, Sukses Selamatkan UMKM dari Krisis

KemenKopUKM dan BRI Bersinergi, Sukses Selamatkan UMKM dari Krisis Kredit Foto: CV Real Issue

Dalam sebulan, pesanan dari Jepang rata-rata 300 hingga 400 buah tas. Pembeli asal Jepang ini menjadi pelanggan utamanya sejak tahun 2003. Sementara pesanan dari pembeli Australia rata-rata dalam dua bulan sebanyak 100 buah tas. 

Sany mengaku sempat mencapai peak season pada tahun 2007-2017 dengan mengekspor tas kulit ke Jepang hingga 4.000 buah setiap bulannya.

Baca Juga: Sukses Dipamerkan, Produk UMKM Indonesia Jadi Buruan Jurnalis Peliput KTT G20 Bali

Namun sejak Covid-19, orderan turun drastis sehingga terpaksa Sany harus memangkas jumlah tenaga kerjanya. Saat ini jumlah tenaga kerja yang masih dipertahankan sebanyak tujuh orang.

Lebih lanjut, kendala lain yang pernah dihadapi selain faktor modal kerja adalah uji sampel yang butuh waktu lama.

Menurutnya, pembeli dari Jepang tersebut kerap mengirimkan desain model tas dalam bentuk sketsa. Berdasarkan desain itu, Sany harus berpikir keras untuk menerjemahkannya menjadi produk. Beberapa kali, lanjut Sany, sampel yang dibuatnya mendapatkan catatan dari pembeli sehingga produk sampel tersebut harus bolak-balik dikirim kepada pembeli. 

Meski begitu, Sany mengaku tetap bersemangat. Dia bahkan memiliki rencana untuk menggarap pasar domestik dan dipasarkan melalui platform digital. Dia mengaku selama ini belum terlalu aktif memasarkan di pasar domestik karena kewalahan untuk memenuhi pasar ekspor.

Menurutnya, pasar domestik ini masuk dalam rencana jangka pendek yang akan mulai digarap serius di tahun depan. Sementara untuk jangka panjangnya, Sany menargetkan penambahan pasar ekspor lain selain pasar tradisional yang sudah bermitra sejak lama.

Baca Juga: Enam UMKM Binaan Rumah BUMN SIG Rembang Ikuti Future SMEs Village di KTT G20

Sany berharap, ke depan, dengan dukungan pemerintah melalui fasilitasi dari KemenKopUKM, usahanya bisa kembali meraih masa emasnya. Untuk itu, Sany berharap ada program lain seperti bantuan perluasan akses pasar hingga dukungan penguatan SDM tenaga kerjanya.

Dengan begitu, tas kulit hasil tangan manis dari para karyawannya bisa diterima di pasar luar negeri selain Jepang dan Australia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Laras Devi Rachmawati
Editor: Ayu Almas

Bagikan Artikel: