Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

GoTo dan Ruangguru PHK Massal, Rhenald Kasali: Jangan Kambing Hitamkan Resesi, Stay Relevant!

GoTo dan Ruangguru PHK Massal, Rhenald Kasali: Jangan Kambing Hitamkan Resesi, Stay Relevant! Kredit Foto: Ning Rahayu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Akedemisi sekaligus praktisi bisnis Rhenald Kasali dalam sebuah video yang ia unggah di akun YouTube Prof. Rhenald Kasali berjudul GoTo dan Ruangguru PHK Massal, Kita Jadi Resesi? pada 19 November lalu menyampaikan keraguannya bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dan ternama tersebut bukanlah terjadi atas dasar alasan ekonomi (resesi) melainkan karena bakar uang yang berlebihan dan mismanagement yang dilakukan perusahaan.

Ia mengatakan bahwa PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan PT Ruang Raya Indonesia (Ruangguru) telah memiliki banyak peluang yang menguntungkan selama masa pandemi namun kini secara mengejutkan mereka melakukan PHK massal terhadap sejumlah besar karyawannya dengan alasan terkait dengan ancaman resesi.

"Benarkah itu terjadi [PHK massal] kepada mereka akrena situasi ekonomi global yang berdampak buruk pada mereka? Saya kok ragu-ragu ya. Kalau saya lihat memang selama pandemi banyak sekali mereka yang diuntungkan, semua orang menggunakan jasa mereka, tapi apakah itu sustain?" ujarnya memantik persoalan seperti dikutip dalam video pada Senin (21/11/2022).

Baca Juga: Rhenald Kasali Ragukan PHK Massal Perusahaan Besar karena Alasan Resesi

Menanggapi hal ini, Rhenald memberikan pandangannya dalam memaknai resesi. Ia menekankan, "ingat! Resesi itu tidak selalu berdampak kepada semua bangsa di seluruh dunia."

"Jangan mencari kambing hitam [dengan menyalahkan resesi], barangkali kita sendiri yang mismanagement," ujar Rhenald. Lanjutnya, "buka laporan keuangan Anda, jelaskan dengan sebaik-baiknya, jangan Anda bakar duitnya berlebihan."

Memberikan sarannya ini, ia mengingatkan bagi perusahaan untuk tidak membakar uang secara berlebihan, karena bagaimana pun situasi saat ini telah memasuki masa pascapandemi di mana perubahan pola hidup masyarakat menjadi online-to-offline (O2O) sehingga model bisnis yang dijalankan tidak hanya cukup dengan cara online saja.

"Kita juga menyaksikan sekarang ada yang disebut kampus merdeka, mahasiswa dan pelajar tidak lagi dinilai berdasarkan jumlah kreditnya, tetapi mereka harus praktik di perusahaan-perusahaan, dan akibatnya apa yang mereka tawarkan juga berubah. Stay relevant!" pungkas Rhenald.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: