Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Pirngadi Medan kembali melakukan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) selama 2 hari yang dimulai tanggal 21 November hingga 22 November 2022.
Acara dibuka langsung oleh Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan, dr Syamsul Arifin Nasution, Spog (k), didampingi oleh Wadir SDM dan Pendidikan RSUD Dr Pirngadi Medan Rina Amelia MPsi. Rina mengatakan bahwa pelatihan ini sangat penting sehingga dilakukan kembali.
Baca Juga: Bupati Tulang Bawang Lakukan Studi Banding ke RSUD Pirngadi Medan
Ia berharap dengan adanya pelatihan BHD ini semua pekerja yang ada di rumah sakit milik Pemko Medan itu mempunyai kompetensi dan dapat membantu jika ada orang membutuhkan bantuan dikarenakan henti napas atau jantung.
"Kegiatan ini sangat penting, apalagi kita adalah pekerja rumah sakit yang sewaktu waktu datang pasien yang dalam kondisi butuh pertolongan sehingga terhindar dari kematian," jelasnya, Senin (21/11/2022).
Salah seorang Narasumber dari Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (HIBGABI) Provinsi Sumatera, Muhammad Sukri Tanjung, S.kep, Ners mengatakan pelatihan BHD secara prinsip dilakukan dalam rangka pencapaian kompetensi penanganan kegawatdaruratan. Khususnya pada saat pasien mengalami henti napas dan henti jantung.
Baca Juga: RSUD Dr Pirngadi Medan Bersama Ditjen Binalavotas Kemenaker RI Gelar Pelatihan
"Di pelatihan ini kita ajarkan bagaimana penanganan terhadap pasien tersebut dan juga memberitahukan tahapan-tahapan supaya memang standardisasi dari kegawatdaruratan itu bisa tercapai," ujarnya.
Penanganan orang yang mengalami henti napas dan jantung harus tepat sesuai dengan tujuan pelatihan tersebut.
"BHD ini dapat dilakukan kepada pasien dengan kriteria henti jantung. Disebut dengan BHD bahwa tindakan itu bisa dilakukan oleh siapapun dengan catatan terlatih. Karena tindakan BHD ini tidak menggunakan peralatan tetapi cukup dilakukan dengan apa yang ada di badan kita," katanya.
Pada saat bersamaan juga harus diaktifkan sistem pertolongan, di RS namanya code blue, hanya saja sebelum code blue itu diaktifkan akan ada tindakan lanjutan tenaga yang banyak dan ahli.
Baca Juga: Bangun SDM Unggul, Pastikan Pendidikan dan Pelatihan Berkualitas yang Merata
"Tujuan dilakukan pelatihan BHD di RS agar semua staf, karyawan yang bekerja di RS ini memiliki kompetensi dan berharap dia bisa menyosialisasikan dan melatih, mengajarkan, dan mengedukasi teman-temannya," ujar Sukri, yang mengaku tahun ini pihaknya sudah mengelola pelatihan BHD sebanyak 16 kegiatan dan itu dilakukan di beberapa RS juga.
Adapun, tindakan BHD jika menemukan pasien yang mengalami henti napas atau jantung, yaitu pertama memanggil nama pasien sambil menepuk bahu, bila pasien nol respons maka bisa diaktifkan code blue, cek nadi carotis selama 5 detik, pijat jantung luar jika nadi tidak terasa, jangan berhenti hingga tim code blue.
Baca Juga: Telah Rampungkan Akuisisi, BMHS Bebenah RS Citra Harapan
"BHD dilakukan kepada pasien penyakit jantung iskemik, penyakit pernapasan kronis, keracunan, tenggelam, trauma, kelainan elektrolit, aritmia, dan pasien koma," tegasnya.
Sementara itu, hadir juga Kabid Diklat, Juliana Angkat SSTP, MAP. dan jajarannya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: