Nggak Kenal Kata Istirahat Menyerang Pakai Isu 'Politik Identitas', Refly Harun Heran dengan Pembenci Anies Baswedan: Aneh!
“Ini sekadar catatan sejarah saja, karena yang paling penting bagi kita seseungguhnya adalah bagaimana mengakhiri ini,” ungkap Refly.
“Anies ibaratanya sudah mau bicara mengenai kualitas, debat intelektual dan ilmiah,” tambah Refly.
Refly pun menegaskan untuk melahirkan pemilu yang jujur dan adil bukan hanya sekadar mengehntikan politik identitas saja.
Masalah-masalah lain juga tak boleh dikesampingkan seperti potensi kecurangan pemilu oleh pihak penguasa.
“Kecurangan pemilu potensi dan keberpihakan birokrasi atau aparat negara bahkan seorang presiden itu harus segera juga diakhiri,” ungkapnya.
Dengan melakukan hal yang demikian, menurut Refly diharapkan bisa melahirkan pemilu yang jujur dan adil.
Namun Refly menegaskan pemilu yang jujur dam adil bukan berarti melarang orang memilih calon pemimpin sesuai dengan keyakinan masing-masing.
“Pemilu yang jujur dan adil bukan berarti melarang orang untuk memilih sesuai dengan keyakinannya, itu adalah hak bernegara, hak asasi manusia. Jadi orang tidak boleh misalnya gara-gara dia muslim nggak boleh pilih pemimpin muslim, bukan begitu, Tapi kalau dia pilih pemimpin lain ya itu juga tidak boleh dilarang, jadi artinya kebebasan itu adalah kebebasan untuk memilih yang dijamin konstitusi,” ungkap refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto