Turut berperan aktif dalam menjaga suhu muka bumi tetap stabil dan tidak meningkat, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melakukan tindakan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) untuk menuju Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, dalam masa transisi, dunia melihat energi mana yang memberikan polusi paling besar dikurangi bertahap dan kemudian masuk kepada energi yang minim bahkan nol emisi.
"Yang dianggap dan diterima sumber energi transisi adalah gas," ujar Dwi dikutip dari laman YouTube SKK Migas, Jumat (25/11/2022).
Baca Juga: Strategi SKK Migas Kejar Target Produksi Minyak 1 juta BOPD dan Gas 12 BSCFD pada 2030
Dwi mengatakan bahwa kondisi cadangan gas Indonesia berbanding terbalik dengan minyak. Pasalnya Indonesia saat ini masih menjadi net importir minyak dunia.
"Kemudian resource gas ke depan besar dan kita punya cadangan gas yang besar belum dikembangkan, abadi Masela, IDD, kemudian di Kutai, masih ada, dan banyak sekali gas-gas dan justru itulah investor luar negeri melihat Indonesia," ujarnya.
Lanjutnya, untuk produksi migas, Dwi mengatakan SKK Migas memiliki target 1 juta milion barrel oil per day (MBOPD) pada 2030. Terkhusus untuk gas, SKK Migas menargetkan untuk tahun tersebut akan mampu memproduksi hingga dua kali lipat dibandingkan dengan capaian saat ini.
"Kemudian gas yang produksi kita 6 juta MMSCFD dan di 2030 12 juta MMSCFD atau dua kali lipat, jadi ada beberapa resource gas yang ada, oleh karena itu salah satu strategi kemandirian energi dan ketahanan energi adalah konversi dari minyak ke gas harus didorong secepat-cepatnya sehingga gas bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin," ungkapnya.
Dwi menyebut, target tersebut nantinya akan dicapai dengan proyek-proyek yang sebagian besar adalah offshore, seperti Abadi Masela, IDD, Blok Tangguh, dan Wilayah kerja (WK) Andaman yang berpotensi cukup besar.
"Prospesknya (Andaman) adalah another giant in the history yang bisa sebesar Abadi Masela dan kita menjadi senang akan temuan itu karena potensinya menghidupkan kembali LNG arun untuk dimanfaatkan," ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti