Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Desa Ukraina yang Hancur Lebur, Musim Dingin Bawa Lebih Banyak Kesengsaraan

Di Desa Ukraina yang Hancur Lebur, Musim Dingin Bawa Lebih Banyak Kesengsaraan Kredit Foto: Reuters/Valentyn Ogirenko

Wakil wali kota Izyum Mykhaylo Ishyuk mengatakan situasinya sangat parah pada awal musim dingin, dengan hampir 30 hingga 40% atap di kota hancur akibat pertempuran.

Kurangnya bahan bangunan dan peralatan konstruksi, dan kekurangan tenaga kerja telah membuat perbaikan yang sangat dibutuhkan tidak mungkin dilakukan saat cuaca dingin. Suhu diperkirakan akan turun di bawah titik beku dalam beberapa hari mendatang.

Baca Juga: Ngaku Rasakan Sakit, Putin Puji Para Ibu Tentara yang Berperang di Ukraina: Kalian Besarkan Pemuda Heroik!

Situasi di Kamyanka bahkan lebih buruk, akunya. Hampir seluruh atap 550 rumah dan bangunan di desa itu rusak atau hancur total.

"Kami mengawasi situasi dengan hati-hati," tambahnya.

Dia menunjuk pada peningkatan pemadaman listrik menyusul gelombang serangan Rusia di lokasi infrastruktur di seluruh Ukraina yang telah meninggalkan Izyum dan sekitarnya dengan semakin sedikit listrik dan pemanas.

Di Kamyanka, Lyubov Perepelytsya berpindah antara menceritakan kengerian yang dialami selama pendudukan Rusia dan berbagi ketakutannya tentang musim dingin yang akan datang.

"Mereka benar-benar menjarah segalanya. Itu perilaku yang sangat keji," kata warga berusia 65 tahun itu dengan berlinang air mata saat menggambarkan penghancuran rumahnya dan penjarahan barang-barang berharga miliknya.

"Bagaimana kamu bisa memperlakukan orang dengan cara yang begitu buruk?" tanya Perepelytsya.

Sebagian besar dari 1.200 penduduk desa telah meninggalkan daerah itu, tetapi Perepelytsya dan suaminya yang sakit akan bergabung dengan beberapa lusin lainnya yang berencana untuk berjongkok selama musim dingin di Kamyanka, apa pun yang terjadi.

"Saya telah menangis di sungai. Ini adalah tempat keenam kami (selama perang). Sepertinya perang mengejar kami ke mana pun kami pergi," kata Perepelytsya.

"Aku hanya tidak tahu bagaimana kita bisa melewati ini. Aku tidak tahu," tukas dia.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: