Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

KLHK Ungkap Upaya Indonesia dalam Cegah Kenaikan Suhu Global di Bawah 2 Derajat Celcius

KLHK Ungkap Upaya Indonesia dalam Cegah Kenaikan Suhu Global di Bawah 2 Derajat Celcius Kredit Foto: KLHK
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan, dalam COP27 UNFCCC turut disepakati juga pembentukan "komite transisi" untuk menyusun rekomendasi tentang cara mengoperasionalkan pengaturan pendanaan baru dan dana di COP28 tahun depan. Pertemuan pertama komite transisi diharapkan berlangsung sebelum akhir Maret 2023.

COP27 juga mencapai kemajuan yang signifikan dalam adaptasi dengan para pihak menyepakati cara untuk bergerak maju menuju Global Goal on Adaptation yang akan diputuskan di COP28 yang juga akan menginformasikan Global Stocktake pertama ketahanan iklim negara-negara di dunia.

Baca Juga: KLHK: Bagi Indonesia, Kesepakatan Dana Kerugian dan Kerusakan di COP27 Jadi Sebuah Langkah Maju

Kemudian, Cover Decision atau Decision 1/CMA.4 yang dikenal sebagai Sharm el-Sheikh Implementation Plan menyoroti bahwa transformasi global menuju ekonomi rendah karbon diperkirakan membutuhkan investasi minimal US$4-6 triliun per tahun. Penyaluran dana semacam itu akan membutuhkan transformasi sistem keuangan serta struktur dan prosesnya yang cepat dan komprehensif, melibatkan para pihak, bank sentral, bank komersial, investor institusional, dan pelaku keuangan lainnya.

Terlepas dari berbagai kesepakatan di atas, berdasarkan synthesis report of NDC diperkirakan penurunan emisi GRK pada 2030 belum memenuhi target mempertahankan kenaikan suhu global hingga 2 atau 1,5 derajat Celsius. Oleh karena itu, Para Pihak didesak untuk menyampaikan updated NDC sesegera mungkin.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian LHK Laksmi Dhewanthi menyatakan, pada umumnya proses persidangan berjalan konstruktif dan inklusif. Beberapa agenda dan pending issues berhasil diselesaikan serta menghasilkan decision text yang mengakomodasi kepentingan Negara Pihak.

Namun, juga terdapat beberapa agenda yang belum selesai dibahas, yang selanjutnya akan dinegosiasikan pada Climate Conferences selanjutnya. "Kesuksesan implementasi NDC dalam mengurangi emisi GRK membutuhkan komitmen, peran, serta kontribusi dari berbagai pihak, baik pada level nasional maupun subnasional," ujar Laksmi dalam keterangan pers, Senin (28/11/2022).

"Peningkatan target NDC menunjukkan komitmen Indonesia untuk secara bertahap menyesuaikan target NDC dengan skenario 1.5 C yang tercantum di dalam kebijakan LTS-LCCR 2050 melalui peningkatan target pengurangan emisi GRK, peningkatan program, strategi dan tindakan dalam mitigasi, adaptasi, kerangka transparansi dan pengaturan cara pelaksanaan termasuk melalui mekanisme Nilai Ekonomi Karbon," tambah Laksmi.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Lestari (PHL) KLHK Agus Justianto, selaku penanggung jawab Paviliun Indonesia pada COP27, menjelaskan, sebagai upaya soft diplomacy, Paviliun Indonesia bertujuan menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional sebagai wujud nyata bersama memimpin aksi iklim dalam rangka mencegah kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celsius.

Kemudian, mempromosikan program pengendalian perubahan iklim oleh Pemerintah Indonesia bersama para pihak secara konstruktif dan integratif, termasuk mengelaborasinya dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh masyarakat global. Selain itu, membuka kesempatan bagi para pihak untuk mengeksplorasi ide, peluang, dan jejaring kerja dalam konteks penguatan upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia.

Baca Juga: Antisipasi Perubahan Iklim, PLN UID JBT Tanam 3.000 Pohon

Tema Paviliun Indonesia Stronger Climate Actions Together ditranslasikan ke dalam empat topik utama Talk Show Sessions: pertama, Promoting the Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, 4 Sesi Talk Show; kedua, Optimizing Energy Transition to Achieve NZE 2060, 19 Sesi Talk Show; ketiga, Climate Financing for Sustainable Development,16 Sesi Talk Show; keempat, Climate Change and Ecosystems: Threats, Opportunities and Solutions, 17 Sesi Talk Show.

"Keempat topik utama tersebut dijabarkan secara mendalam menjadi 66 Talk Show Sessions dengan total Pembicara sejumlah 323 Pembicara yang melibatkan peran multi-pihak," ujarnya.

Agus menyampaikan, berbalut kuliner dan tradisi khas Indonesia, Paviliun Indonesia menampilkan praktik-praktik yang dapat dicontoh oleh dunia, sekaligus mendorong semua pemangku kepentingan untuk bekerja sama dalam pengendalian perubahan iklim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: