Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manuver Kapal Perang Amerika di Laut China Selatan Bikin China Tebar Ancaman Ngeri!

Manuver Kapal Perang Amerika di Laut China Selatan Bikin China Tebar Ancaman Ngeri! Kredit Foto: Reuters/Yonhap/Angkatan Laut Korea Selatan
Warta Ekonomi, Beijing -

Militer China mengatakan bahwa pasukannya telah "mengikuti dan memperingatkan" kapal penjelajah peluru kendali Amerika USS Chancellorsville setelah mendekati Kepulauan Nansha juga disebut Spratly di Laut China Selatan pada Selasa (29/11/2022) pagi.

"Kedatangan kapal perang AS tanpa otorisasi China sebelumnya di dekat pulau-pulau tersebut, yang dianggap Beijing sebagai bagian dari wilayahnya, adalah pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan keamanan China," kata juru bicara militer negara itu Tian Junli.

Baca Juga: Pentagon: Amerika Beri Lampu Hijau Penjualan Senjata Tempur ke Negara NATO

"Langkah itu adalah bukti lebih lanjut bahwa Washington bekerja menuju militerisasi Laut China Selatan," kata Tian, seraya menambahkan bahwa AS adalah provokator yang menentang perdamaian di wilayah tersebut.

Juru bicara tersebut menegaskan kembali komitmen militer China untuk melindungi kedaulatan negara dan menegakkan stabilitas di Laut China Selatan.

Armada ke-7 Angkatan Laut AS telah menolak tuduhan China sebagai “salah”, bersikeras bahwa USS Chancellorsville telah melakukan operasi kebebasan navigasi (FONOP) di wilayah tersebut, sejalan dengan hukum internasional.

"AS menentang klaim maritim yang berlebihan di seluruh dunia terlepas dari identitas penggugat," katanya.

Nansha, dikenal juga sebagai Spratly, adalah kepulauan yang luas, yang sebagian diklaim oleh China, Vietnam, Taiwan, Malaysia, Brunei, dan Filipina.

Beijing, Taipei dan Hanoi bersikeras kapal militer asing harus mendapat izin atau mengirimkan pemberitahuan terlebih dahulu sebelum berlayar melalui daerah tersebut.

Washington percaya bahwa tuntutan ini “melanggar hukum” dan menimbulkan “ancaman serius terhadap kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan [dan] perdagangan bebas” di Laut China Selatan, yang dilalui berbagai rute perdagangan.

Kapal perusak Amerika USS Benfold juga telah berlayar di dekat Kepulauan Nansha pada bulan Juli, dengan Beijing memprotes keras tindakan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: