Rizal menceritakan bahwa dalam upaya melengserkan dirinya tersebut, Presiden Jokowi telah diintervensi oleh JK dalam detik-detik terakhir pembuatan keputusan reshuffle kabinet baru. Di mana pada 2016 saat Presiden Jokowi menginginkan Rizal Ramli menjadi Menko Ekuin, terjadi kebocoran informasi.
"Ya last minutes karena waktu itu kan Pak Jokowi sudah diskusikan kabinet yang baru tahun 2016. Pak Jokowi maunya gue jadi Menko Ekuin. Kita gantilah empat-lima menteri. Dibocorin sama temannya si Johan, dua minggu sebelumnya di Tempo. Baru orang tahu Jokowi lagi mempersiapkan reshuffle, ga ada yang tahu, JK nempel terus, Jokowi ke Jogja ikut ke Jogja, Jokowi ke mana ikut ke mana," terang Rizal.
Hubungan yang tegang antara Rizal dan JK ini pun sudah menjadi rahasia umum di kabinet, di mana Rizal menceritakan saat suatu hari Menteri Sekretaris Negara Pratikno menanyakan alasan Rizal tidak pernah memanggil JK sebagai Wakil Presiden, dan Rizal mengatakan, "saya mah orangnya sederhana, berhenti jadi peng-peng, jadi pejabat aja, gua panggil wakil presiden. Gue orangnya sportif, tapi kalau masih mau bisnis juga, pejabat juga ya sorry deh gua ga panggil wakil presiden."
Alasan dia tidak menginginkan pejabat menjadi sekaligus menjadi seorang pebisnis ini selaras dengan permintaan Presiden Jokowi padanya. Memberikan tanggapan di posisinya saat itu, Rizal mengatakan, "saya mengerti saya dipakai dalam pertentangan buat menghadapi JK karena Jokowi waktu itu tulus bilang gamau pejabatnya bisnis."
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty