Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspadai Gelombang PHK, Tech Winter Terus Bikin Waswas Startup Hingga Tahun Depan, Kok Bisa!?

Waspadai Gelombang PHK, Tech Winter Terus Bikin Waswas Startup Hingga Tahun Depan, Kok Bisa!? Kredit Foto: Unsplash/Ofspace Digital Agency
Warta Ekonomi, Jakarta -

Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2022 berada pada angka 5,1%. Hal ini, mengindikasikan bahwa Indonesia tidak akan mengalami resesi namun akan terjadi perlambatan ekonomi.

Ekonom INDEF, Nailul Huda mengatakan salah satu pemicunya adalah fenomena tech winter. Ia menyebut kini tech winter juga menerpa startup teknologi di Indonesia. Lama tidaknya tech winter ini, Nailul menyebut tergantung pada agresivitas peningkatan suku bunga acuan dari bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Baca Juga: Ancaman Resesi Global, Startup Diminta Lakukan Ini

"Tech winter kapan berakhir ini mungkin tergantung sekali kalau kita melihat struktur investor kita dan masih tergantung sekali dengan apa yang dilakukan defends, ketika The Fed ingin menaikkan suku bunga acuan sudah pasti tech winter akan terus berlanjut. Diketahui, struktur investor kita cuma 10% dari domestik," ucap Nailul dalam acara Digital Industry Forecast (DIECAST) 2023, Senin (5/12/2022).

Nailul memprediksi gelombang pemutusan hubungan kerja (layoff) yang melanda startup masih akan berlangsung hingga kuartal I 2023. "Karena The Fed kemarin menaikan suku bunga acuannya sebesar 75 bps menjadi 3,75%-4%, yang dampaknya akan dirasakan dua hingga tiga bulan kedepan" ungkap Nailul.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan dengan sikap bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve) yang agresif menaikkan suku bunga acuan. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memperkirakan suku bunga acuan The Fed akan mencapai puncak sebesar lima persen pada kuartal I 2023.

Dengan risiko yang lebih tinggi, suku bunga acuan The Fed bisa mencapai 5,25 hingga enam persen pada kuartal tersebut. Perry menilai bahwa tren suku bunga tinggi masih akan terjadi pada tahun depan, dan mungkin terjadi cukup lama. Dia memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga The Fed masih akan terjadi hingga awal 2023.

Baca Juga: Pengamat Pendidikan Siap Dukung Anies Baswedan Jadi Next Jokowi, Alasannya: Dia Gak Mudah Disetir!

"Peningkatan suku bunga The Fed akan bertahan sepanjang 2023. Untuk baseline dengan puncak suku bunga The Fed sebesar lima persen, paling cepat turun menjadi 4,75 persen pada akhir 2023," kata Perry dalam webinar Proyeksi Ekonomi Indonesia, Senin (5/12/2022).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Bagikan Artikel: