Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Polimer UI: Migrasi BPA Terjadi pada Galon yang Digunakan Berulang

Pakar Polimer UI: Migrasi BPA Terjadi pada Galon yang Digunakan Berulang Kredit Foto: Ilustrasi Galon BPA

Untuk mencegah dampak negatif BPA secara meluas, Chalid mendorong semua pihak agar bersinergi dan berorientasi pada jaminan kesehatan konsumen, baik yang bersifat preventif maupun kuratif. “Harus ada sinergi antara pemerintah, produsen, masyarakat dalam hal ini konsumen dan LSM, akademisi dan peneliti,” katanya.

“Implementasi pelabelan (galon guna ulang) harus dilakukan dengan keterpaduan semua pihak terkait,” katanya.

Meski demikian, Chalid juga mengimbau agar masyarakat mau lebih cermat dan peduli dengan galon guna ulang yang mereka beli rutin. Kepedulian masyarakat dibutuhkan agar mereka lebih paham produk yang dibeli untuk menciptakan rasa aman. 

Urgensi pelabelan senyawa BPA pada kemasan pangan di Indonesia semakin tinggi,seiring meningkatnya ketergantungan masyarakat pada air kemasan. 

Studi mutakhir kesehatan air minum rumah tangga oleh Kementerian Kesehatan menyebut empat dari sepuluh rumah tangga di Indonesia sehari-harinya mengkonsumsi air kemasan, baik itu berupa air kemasan galon maupun air kemasan botolan. 

Kondisi tersebut juga didukung dengan masifnya produksi air kemasan yang mencapai 30 miliar liter per tahun 2022, dengan total penjualan total sebesar Rp48 triliun. 

Berdasarkan data statistik industri, terdapat 1,176 miliar galon yang beredar di pasar setiap tahun. Dari jumlah tersebut, kemasan galon berbasis plastik polikarbonat mencakup lebih dari 80%. Selebihnya merupakan galon berbasis plastik dari jenis PET.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: