Kisah Orang Terkaya: Yuri Milner, Miliarder Rusia yang Tak Terikat dengan Kremlin, Semua Asetnya di Luar Kekuasaan Vladimir Putin!
Kemudian, Milner memiliki jabatan dan reputasi karir yang baik di Bank Menatep. Namun, posisi tersebut ia tinggalkan pada awal taun 1998.
Pada tahun 1999, setelah membaca ulasan analis Morgan Stanley Mary Meeker tentang prospek bisnis online, Milner memutuskan untuk membuat perusahaan internet. Dia mencari dana dari temannya di Menatep, Gregory Finger, yang pada saat itu memimpin cabang Rusia dari dana investasi AS New Century Holding.
Dana tersebut setuju untuk menginvestasikan USD4,5 juta dengan syarat Milner dan Finger masing-masing secara pribadi menginvestasikan USD750.000. Milner, Finger, dan NCH mendirikan perusahaan baru, NetBridge.
Pada Februari 2001, netBridge dan Port.ru (yang memiliki Mail.ru) mengumumkan merger. Milner menjadi CEO perusahaan baru bernama Mail.Ru. Dari Januari 2003 hingga Desember 2004, Milner menjadi CEO "Neftyanoi", yang dimiliki oleh Igor Linshits.
Pada tahun 2005, NCH mengalihkan fokusnya dari proyek Internet Rusia dan Milner mendirikan dana investasi Digital Sky Technologies (DST), dan menjadi ketuanya pada tahun 2006. Pertemuan melalui teman bersama menghasilkan Alisher Usmanov menjadi pemegang saham Digital Sky Technologies (DST) di 2008. Pada tahun 2009, DST Global fokus secara eksklusif pada investasi internet.
Dana Global DST telah berinvestasi di lebih dari 80 perusahaan di seluruh dunia, dan tidak ada yang berbasis di Rusia. DST Global memiliki kantor di Silicon Valley, New York, London, Hong Kong dan Beijing, dan tidak memiliki kantor di Rusia.
Kurang dari 3% dari total modal yang dikumpulkan oleh DST Global dari awal hingga 2022 berasal dari lembaga Rusia (Bank VTB) sebelum 2011. Dan semua modal tersebut dikembalikan sepenuhnya pada tahun 2014. Salah satu pendukung awal DST Global, Alisher Usmanov, terakhir berinvestasi di DST Global Fund pada tahun 2011.
Dana Global DST memiliki lebih dari 150 investor dari seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, dan Asia, salah satunya Facebook, Twitter, Spotify dan Airbnb. Milner juga bertaruh besar pada perusahaan teknologi China, termasuk pengecer online Alibaba dan JD. Com, dan pembuat ponsel Xiaomi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: