Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Yuri Milner, Miliarder Rusia yang Tak Terikat dengan Kremlin, Semua Asetnya di Luar Kekuasaan Vladimir Putin!

Kisah Orang Terkaya: Yuri Milner, Miliarder Rusia yang Tak Terikat dengan Kremlin, Semua Asetnya di Luar Kekuasaan Vladimir Putin! Kredit Foto: Twitter/Forbes
Warta Ekonomi, Jakarta -

Salah satu orang terkaya dunia, Yuri Milner adalah seorang miliarder Rusia yang mengklaim dirinya tak terikat dengan Kremlin. Melalui laman resminya, Milner mengklaim ia tak memiliki aset di Rusia ataupun pergi ke Rusia sejak tahun 2014. 

Milner juga mengklaim bahwa 97% kekayaan pribadi Yuri diciptakan di luar Rusia. Ia bahkan belum pernah bertemu dengan Vladimir Putin, baik secara individu maupun kelompok. Meski demikian, Forbes memperkirakan kekayaan bersihnya mencapai USD7,3 miliar (Rp113 triliun).

Milner lahir di Rusia pada 11 November 1961. Ia merupakan seorang Ukraina-Rusia-Yahudi. Milner adalah anak kedua dari seorang intelektual Soviet. Ayahnya, Bentsion Zakharovitch Milner adalah Kepala Wakil Direktur di Institut Ekonomi Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia dan aktif di bidang manajemen dan organisasi. Sementara ibunya, Betty Iosifovna Milner bekerja di laboratorium virologi yang dikelola negara untuk pengendalian penyakit. Kakak perempuannya, delapan tahun lebih tua darinya, adalah seorang arsitek.

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Frederik Paulsen, Ahli Kimia Pewaris Raksasa Farmasi di Swiss

Milner menjadi warga negara Israel pada 1999. Pada 2005, dia pindah ke Israel bersama keluarganya, kemudian mereka pindah ke California pada 2014. Menurut Milner, dia belum pernah ke Rusia sejak 2014. Dia secara resmi melepas kewarganegaraan Rusia pada Agustus 2022.

Milner belajar fisika teoretis di Moscow State University dan lulus pada tahun 1985. Dia melanjutkan bekerja di Lebedev Physical Institute, salah satu institut dari Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia. Sebagai kandidat doktor dalam fisika partikel, Milner berteman dengan fisikawan nuklir Soviet dan aktivis hak asasi manusia Andrei Sakharov. Pemikiran ke depan Sakharov memengaruhi strategi investasi ventura Milner.

Pada tahun 1990, Milner menjadi non-emigran pertama dari Uni Soviet yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk menerima gelar Master of Business Administration (MBA) di Wharton School of the University of Pennsylvania.

Milner memulai karirnya dengan menjual komputer DOS pasar abu-abu di Uni Soviet, yang membuat ayahnya tidak senang. Ketika Uni Soviet runtuh, dia berhenti menjual komputer untuk mendaftar di Wharton School untuk mendapatkan gelar MBA. Setelah lulus, Milner menghabiskan paruh pertama tahun 1990-an di Bank Dunia di Washington, D.C., sebagai spesialis perbankan Rusia yang berfokus pada pengembangan perbankan sektor swasta. Dia menggambarkan waktunya di Bank Dunia sebagai tahun-tahun yang hilang, karena mengawasi dari jauh privatisasi kepemilikan pemerintah selama masa kepresidenan Boris Yeltsin.

Kemudian, Milner memiliki jabatan dan reputasi karir yang baik di Bank Menatep. Namun, posisi tersebut ia tinggalkan pada awal taun 1998.

Pada tahun 1999, setelah membaca ulasan analis Morgan Stanley Mary Meeker tentang prospek bisnis online, Milner memutuskan untuk membuat perusahaan internet. Dia mencari dana dari temannya di Menatep, Gregory Finger, yang pada saat itu memimpin cabang Rusia dari dana investasi AS New Century Holding.

Dana tersebut setuju untuk menginvestasikan USD4,5 juta dengan syarat Milner dan Finger masing-masing secara pribadi menginvestasikan USD750.000. Milner, Finger, dan NCH mendirikan perusahaan baru, NetBridge.

Pada Februari 2001, netBridge dan Port.ru (yang memiliki Mail.ru) mengumumkan merger. Milner menjadi CEO perusahaan baru bernama Mail.Ru. Dari Januari 2003 hingga Desember 2004, Milner menjadi CEO "Neftyanoi", yang dimiliki oleh Igor Linshits.

Pada tahun 2005, NCH mengalihkan fokusnya dari proyek Internet Rusia dan Milner mendirikan dana investasi Digital Sky Technologies (DST), dan menjadi ketuanya pada tahun 2006. Pertemuan melalui teman bersama menghasilkan Alisher Usmanov menjadi pemegang saham Digital Sky Technologies (DST) di 2008. Pada tahun 2009, DST Global fokus secara eksklusif pada investasi internet.

Dana Global DST telah berinvestasi di lebih dari 80 perusahaan di seluruh dunia, dan tidak ada yang berbasis di Rusia. DST Global memiliki kantor di Silicon Valley, New York, London, Hong Kong dan Beijing, dan tidak memiliki kantor di Rusia.

Kurang dari 3% dari total modal yang dikumpulkan oleh DST Global dari awal hingga 2022 berasal dari lembaga Rusia (Bank VTB) sebelum 2011. Dan semua modal tersebut dikembalikan sepenuhnya pada tahun 2014. Salah satu pendukung awal DST Global, Alisher Usmanov, terakhir berinvestasi di DST Global Fund pada tahun 2011.

Dana Global DST memiliki lebih dari 150 investor dari seluruh Amerika Utara, Eropa, Timur Tengah, dan Asia, salah satunya Facebook, Twitter, Spotify dan Airbnb. Milner juga bertaruh besar pada perusahaan teknologi China, termasuk pengecer online Alibaba dan JD. Com, dan pembuat ponsel Xiaomi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: