Dalam percakapan, Anies konsisten diasosiasikan sebagai tokoh yang radikal dan intoleran oleh para pengkritiknya. Bahkan, kata radikal dan intoleran dapat dengan mudah ditemukan dalam percakapan tentang Anies.
Sementara itu, percakapan mengenai Ganjar juga diisi oleh kubu pro maupun kontra.
Frasa “Rambut Putih” yang ramai di akhir November, di satu pihak diapresiasi oleh pendukung Ganjar, di lain pihak dikritik karena dukungan Presiden pada satu tokoh untuk menjadi penerusnya, dinilai tidak laik.
Perbincangan didominasi oleh emosi joy dan trust. Kedua emosi tersebut didorong oleh isyarat dukungan Jokowi pada Ganjar.
“Dalam percakapan, Ganjar terlihat diasosiasikan sebagai tokoh yang kapabel, merakyat, juga pilihan Jokowi. Hal ini terlihat dari tingginya kata Jokowi, pilihan rakyat, hebat, bertanggung jawab, amanah, juga keren dalam pembahasan tentang Ganjar,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty