"Semua proses tersebut menjadi dasar pengambilan keputusan yang cepat dan akurat bagi operasional perusahaan, khususnya pabrik dan depo," terang Joshua dalam keterangan resminya pada Warta Ekonomi di Surabaya, Sabtu (10/12/2022).
Lebih lanjut, Joshua mengungkapkan AQUA Pandaan dan AQUA Banyuwangi sebelumnya telah mengikuti Bimbingan Teknis dari Kementerian Perundustrian untuk memastikan operasional perusahaan sesuai dengan indikator dan kriteria yang INDI tetapkan.
Hal itu, kata Joshua, telah disampaikan Menteri Perindustrian bahwa koordinasi dan konsultasi berkelanjutan diimbangi semangat transformasi dari pihak perusahaan menjadi proses yang penting dalam pencapaian Making Indonesia 4.0.
Aggressive Digitalization yang diraih oleh AQUA Banyuwangi di antaranya adalah penerapan input data digital dari sejak material masuk hingga produk akhir siap dikirimkan ke konsumen. AQUA Banyuwangi yang beroperasi sejak Maret 2020 sudah dikonsepkan sebagai Digital Plant. Logistik material mentah, operasional mesin, perawatan mesin, stok spare part hingga logistik pergudangan produk akhir semua cukup dikontrol secara digital yang bisa diakses oleh manager terkait dari monitor dashboard di kantor maupun dari gadget.
Baca Juga: Kolaborasi Danone Indonesia dan Muhammadiyah Dorong Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan
Bahkan, kata dia, untuk kegiatan di luar pabrik seperti aktivitas konservasi di lereng Gunung Raung seperti penanaman dan monitoring pohon juga sudah menerapkan database pohon digital dengan aplikasi jejak.in.
"Semua penerapan teknologi digital tersebut yang nanti akan mempercepat pengambilan langkah-langkah bisnis yang tepat dalam operasional perusahaan yang terintegrasi," pungkas Joshua.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: