Soroti Respons Kemenkeu Soal Keluhan Bupati Meranti, Ekonom Tegas: Hanya Lari dari Masalah!
Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute Achmad Nur Hidayat menyangkan respons Kementerian Keuangan terkait keluhan Bupati Meranti Muhammad Adil.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) lewat Stafsus Menkeu yakni Yustinus Prastowo merasa keberatan dengan apa yang disampaikan Muhamad Adil karena dianggpa menyampaikan informasi yang tak sesuai sekaligus menyudutkan segenap pegawai Kemenkeu dengan menyebut “Iblis dan Setan”.
Acmad menilai respons dari pihak Kemenkeu ini seperti hanya lari dari permasalahan utama yang dikeluhkan Muhamad Adil.
“Jawaban dari Stafsus Kemenkeu ini hanya seperti lari dari masalah karena pernyataan tersebut tentunya tidak akan menyelesaikan akar permasalahannya,” jelas Achmad dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Senin (12/12/22).
Diketahui Yustinus Prastowo memberi pernyataan bahwa Kementerian Keuangan juga telah mengalokasikan pada 2022, transfer ke daerah dana desa Rp 872 miliar atau 75 persen APBD Meranti atau empat kali lipat PAD Meranti sebesar Rp 222 miliar.
“Sungguh sangat disayangkan respon dari Kemenkeu tidak mencerminkan empati sebagai negarawan dan tidak menyentuh substansi yang menjadi sumber keresahan Muhammad Adil,” ujar Achmad dalam keterangan resmi yang diterima redaksi wartaekonomi.co.id, Senin (12/12/22).
Menurut Achmad, respons yang ditunjukkan oleh Kemenkeu tak menyentuh persoalan utama yang dikeluhkan Adil yakni jadi wilayah penghasil minyak termiskin.
Kemenkeu menurut Achmad justru sibuk menyoroti soal “setana dan Iblis”.
“Meranti adalah Daerah termiskin padahal penghasil minyak mentah. Yang dipersoalkan adalah kekesalan Bupati Meranti yang bertanya bahwa pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diisi iblis atau setan,” jelasnya.
Achmad meminta Kemenkeu tidak boleh terpancing dan harus tetap menanggapi dengan empati dan kepala dingin untuk memecahkan persoalan yang diangkat oleh Bupati Meranti ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto