Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

GAKESLAB Indonesia Minta Pemerintah Beri Perhatian Khusus pada Sektor Alat Kesehatan

GAKESLAB Indonesia Minta Pemerintah Beri Perhatian Khusus pada Sektor Alat Kesehatan Kredit Foto: RS Pertamina Jaya
Warta Ekonomi, Surabaya -

Ketua Perkumpulan Organisasi Perusahaan Alat-Alat Kesehatan & Laboratorium (GAKESLAB) Indonesia Provinsi Jawa Timur, Agus Hartano, secara tegas mengatakan, pascapandemi Covid-19 kebutuhan alat kesehatan masih cukup tinggi. Itu menjadi tantangan bagi pelaku industri sektor kesehatan. 

Untuk itu, kata Agus, pihaknya terus mendorong serta mengedukasi para distributor dan produsen untuk meningkatkan penjualan alat kesehatan berkualiatas dan harga bersaing.

Baca Juga: Wapres Dorong SatuSehat Wujudkan Ekosistem Kesehatan Digital di Indonesia

"Kebutuhan alat kesehatan di wilayah Jatim sendiri cukup tinggi, yakni sekitar Rp200 miliar. Dengan angka itu, pontensi penjualan alat kesehatan memiliki peluang cukup besar," tegas Agus pada Warta Ekonomi di Surabaya, Selasa (13/12/2022).

Agus menyebutkan, hingga saat ini GAKESLAB Indonesia memiliki 115 anggota. Sementara, jumlah distributor alat kesehatan kini sudah mencapai 406 anggota. Akan tetapi, dari jumlah anggota itu, terdapat distributor yang aktif hanya mencapai setengah dari jumlah tersebut.

"Hal ini disebabkan sebagai distributor tidak memenuhi syarat dalam menjalankan bisnis alat kesehatan. Saat ini ada 15 perusahaan yang memenuhi persyaratkan dalam pendisditributor alat kesehata. Untuk itu, kami terus mendorong para pelaku usaha alat kesehatan untuk meningkatkan penjualan alat. Selain itu, kami juga mendorong pada mereka untuk menerapkan peraturan-peraturan dari pemerintah terutama penggunaan bahan lokal," ungkapnya.

Disinggung soal kehadiran pabrik implan ortopedi yang diproduksi PT Marthys Orthopedic Indonesia di Jatim, Agus mengatakan bahwa pihaknya menyambut langkah PT Marthys Orthopedic Indonesia memproduksi alat kesehatan. Hal ini, lanjut Agus, guna menekan produk luar negeri akan kebutuhan alat kesehatan.

"Tidak bisa dimungkiri lagi, selama ini beberapa rumah sakit masih banyak menggunakan produk impor. Hadirnya ini diharapkan mampu menekan barang dari luar negeri peralatan kesehatan walaupun sebenarnya, 95 persen masih menggunakan bahan baku jenis titanium yang masih mengandalkan impor," beber Agus.

Menurut Agus, saat ini pemerintah masih minim memberi perhatian pada sektor alat kesehatan. Padahal, sektor ini masih cukup baik. Seharusnya, kata dia, uang hasil dari pajak, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan (APBN), dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (ABPD) digunakan di semua sektor untuk menekan produk impor, termasuk alat kesehatan ini

"Padahal, pemerintah sendiri telah memberi kebijakan agar lebih banyak menggunakan produk dalam negeri. Untuk itu, kami berharap pemerintah juga memberi perhatian pada sektor ini," tutup Agus.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: