Dunia Tidak Baik-Baik Saja, Populasi Miliarder Dunia Turun 3 Persen!
Ketidakstabilan pasar dan perang di Ukraina mendorong populasi miliarder dunia turun 3 persen menjadi 2.668 miliarder pada Maret tahun ini, menurut laporan terbaru yang diterbitkan oleh UBS.
Kekayaan kolektif miliarder ini juga turun 3% menjadi USD12,7 triliun. Dan total kekayaan sertajumlah miliarder kemungkinan akan turun lebih jauh karena penurunan harga aset.
Melansir Spears di Jakarta, Kamis (15/12/22) ini menandai perubahan signifikan dari periode pandemi di mana kekayaan miliarder kolektif membengkak hampir dua pertiga. Sebanyak 11,6 persen dari kelompok 2021 keluar dari kategori miliarder, sementara 8,8 persen anggota baru masuk menjadi miliarder.
Industri yang paling bergejolak adalah sektor keuangan dan investasi, bersama dengan teknologi, keduanya memiliki populasi miliarder tertinggi.
Baca Juga: Token Terra Luna Runtuh, Mantan Miliarder Kripto Asal Korsel Ini Kabur ke Serbia
Di bidang keuangan dan investasi, 30 orang keluar dari kategori miliarder, sementara 50 miliarder baru tercipta, termasuk fintech dan mitra dalam ekuitas swasta dan dana lindung nilai.
Di sektor teknologi, ada 41 miliarder baru dan 57 miliarder keluar dari kategori sehingga menyisakan 348 orang dengan nilai USD2,2 triliun.
Ketidakstabilan ini mencerminkan dinamisme suatu sektor di mana hambatan untuk masuk rendah dan inovasi bersifat abadi.
Ada juga perputaran yang tinggi di antara miliarder manufaktur, dengan 44 anggota baru, dan 37 orang keluar dari dafar. Hal ini terjadi di tengah tingginya permintaan barang tahan lama dan munculnya pengusaha kendaraan listrik dan baterai baru.
Penurunan terbesar populasi miliarder terjadi di Eropa Timur, di mana peringkat mereka turun 17,5 persen, dari 154 pada Maret 2021, menjadi 127 setahun kemudian. Sebagian besar disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina, dan mengakibatkan sanksi geopolitik.
Di Asia Utara, populasi miliarder turun 12 persen, dan kebijakan nol-Covid China secara dramatis memperlambat pertumbuhan ekonominya.
Sementara itu, Asia Selatan benar-benar mengalami peningkatan 18,5 persen dalam populasi miliarder mereka, dan peningkatan kekayaan miliarder sebesar 25 persen.
Hal ini didorong oleh pertumbuhan yang cukup besar dari kalangan ultra-kaya di India, di mana peringkat miliarder membengkak sebesar 19 persen. India adalah ekonomi utama dunia yang tumbuh paling cepat dan, didukung oleh tenaga kerja mudanya, mengambil alih Inggris untuk menjadi ekonomi terbesar di dunia pada tahun 2022.
AS dan Kanada mengalami pertumbuhan kecil, sementara Eropa Barat adalah campuran, dengan populasi miliarder Swiss tetap stabil sementara kekayaan kolektif mereka tumbuh sebesar 25 persen. Ini karena posisi negara yang menguntungkan sebagai pusat layanan keuangan, farmasi, dan perdagangan komoditas.
Di Inggris, populasi miliarder turun 12,5 persen menjadi 49 orang, dan kekayaan kolektif mereka turun 7 persen, meskipun jumlahnya tetap lebih tinggi daripada sebelum pandemi.
Banyak faktor politik dan ekonomi global yang mendorong pergeseran ini baru tumbuh dalam enam bulan terakhir. Perang yang berlanjut di Ukraina, inflasi yang mencapai rekor tertinggi, dan kenaikan suku bunga berarti ketidakstabilan di dunia orang-orang kaya ini tidak akan segera berakhir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: