Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Melihat Analisis Tren Industri Properti 2023, Simak!

Melihat Analisis Tren Industri Properti 2023, Simak! Kredit Foto: ASYA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menyambut pergantian tahun, pelaku properti mulai mengamati tren industri pada 2023 mendatang. Sejumlah tren yang menjadi perhatian di antaranya resesi dan tahun politik.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan ancaman resesi memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Selain itu, makin dekatnya Pemilu 2024 akan membuat tahun 2023 tidak lepas dari memanasnya suhu politik. Namun, Marine menjelaskan bahwa sektor properti sebagai kebutuhan primer masyarakat selama ini terbukti sebagai sektor yang tangguh.

"Melihat histori dari tahun-tahun pemilu sebelumnya, laju penyaluran kredit hunian relatif resilient. Di tahun 2014 dan 2019 misalnya, laju penyaluran kredit hunian masih bisa tumbuh lebih baik dibanding kredit secara keseluruhan," kata Marine dalam keterangan tertulis, Kamis (15/12/2022).

Baca Juga: Meski Sempat Pulih, Industri Properti Indonesia Diprediksi Akan Kembali Hadapi Tantangan di 2023

Bahkan, lanjut dia, di tengah pandemi mulai 2020 dan juga di 2021, penyaluran kredit hunian masih bisa tumbuh bahkan ketika kredit secara keseluruhan sempat turun.

"Hunian adalah kebutuhan dasar, di mana sebanyak 12 juta keluarga masih belum memiliki rumah. Dari sisi piramida penduduk pun, sebanyak 88 juta jiwa atau 40 persen dari total jumlah penduduk Indonesia berada pada usia 20-44 tahun. Ini adalah rentang usia yang menjadi target pasar sektor properti hunian. Ini artinya, peluang pada pasar properti masih tetap dinamis dan resilient," papar Marine.

Adapun dari segi harga, tren harga properti menunjukkan kenaikan secara merata di kawasan Jabodetabek, demikian pula halnya dengan permintaan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tren positif di kawasan ini ditopang oleh perkembangan infrastruktur, baik transportasi umum maupun fasilitas umum.

Beberapa akses infrastruktur yang akan segera beroperasi menurut Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) adalah 16 ruas jalan tol baru di Jawa dan Sumatera pada 2022. Ruas jalan tol tersebut adalah Serpong-Cinere Seksi 2 (3,6 Km), Cinere-Jagorawi Seksi 3 (5,5 Km), Bekasi-Kampung Melayu Seksi 1A, 2A, dan 2A-Ujung (6,6 Km), Serpong-Balaraja Seksi 1A (5,2 Km), Ciawi-Sukabumi Seksi 2 (11,9 Km), Cibitung-Cilincing Seksi 4 (7,52 Km), dan Cimanggis-Cibitung Seksi 2 (3,5 Km).

Seiring dengan penyelesaian beberapa ruas jalan tol tersebut, sejumlah wilayah di Jabodetabek mengalami kenaikan yang pesat. Kabupaten Tangerang mengalami kenaikan sebesar 28 persen secara tahunan pada kuartal ketiga 2022, sementara wilayah Depok dan Bogor mengalami kenaikan sebesar 10 persen secara tahunan pada kuartal yang sama.

Selain itu, pembangunan sarana angkutan umum massal seperti proyek Light Rapid Transit (LRT) Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) juga hampir selesai. Kedua sarana transportasi tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi pada pertengahan 2023 yaitu Juli 2023 untuk LRT Jabodebek dan Juni 2023 untuk KCJB.

Marine menuturkan bahwa tersedianya berbagai akses dan sarana transportasi tersebut tentu meningkatkan minat pencari hunian untuk mencari lokasi yang sesuai dengan memanfaatkan akses-akses transportasi baru. Secara historis, mengingat Indonesia adalah pengekspor komoditas maka adanya kenaikan harga komoditas ikut mendorong perekonomian dan minat pembelian rumah.

Berdasarkan tren tersebut, Rumah.com meyakini sejumlah wilayah yang diperkirakan akan menjadi sunrise property di tahun 2023 di antaranya adalah Kabupaten Tangerang dan Kota Depok.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: