Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bupati Meranti Sebut Iblis dan Setan Plus Eneg Lihat Orang Kemenkeu, Profesor: Salah, Tidak Terpuji!

Bupati Meranti Sebut Iblis dan Setan Plus Eneg Lihat Orang Kemenkeu, Profesor: Salah, Tidak Terpuji! Kredit Foto: Instagram/Muhammad Adil
Warta Ekonomi, Jakarta -

Publik dihebohkan dengan video yang menampilkan keberanian Bupati Meranti Muhammad Adil yang mengkritik Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terkait Dana Bagi Hasil (DBH) minyak di wilayah yang dipimpinnya. Adil bahkan menyinggung angkat senjata, memisahkan diri dari Indonesia, sampai eneg lihat orang kemenkeu.

Menanggapi hal ini, Pakar Hukum dan Masyaakat, Prof Suteki angkat suara. Suteki menilai apapun yang dijadikan alasan keluh kesah yang disampaikan Bupati Meranti, kata-kata demikian harus dihindari.

Baca Juga: Ancam Angkat Senjata Sampai Eneg Lihat Orang Kemenkeu, Ternyata Bupati Meranti Juga Berani 'Ribut' dengan Gubernur dan Menterinya Jokowi!

“Karena kekesalan yang mungkin sudah memuncak, dalam hal ini salah,” ucap Suteki melalui kanal YouTube-nya, dikutip Kamis (15/12/22).

Suteki menilai, seorang pejabat negara, politisi, dsj tidak bisa bertindak semaunya sendiri termasuk berkata-kata yang tak sesuai dan cenderung kasar.

Menurutnya sudah ada aturan yang sebenarnya wajib ditaati meski memang secara implementasi di lapangan masih belum bisa dilaksanakan dengan baik.

“Saya ingakan bahwa kita itu punya TAP MPR no 6 tahun 2001, sering saya katakan karena itu penting kalau ingin menjadi negarawan dan politisi baik kita lihat aturan itu tentang etika kehidupan berbangsa, kan itu jelas ada,” ujar Suteki.

Karenanya, Suteki kembali menegaskan bahwa istilah yang dipakai Bupati Meranti dalam berkeluh kesah ke Kemenkeu tidaklah terpuji untuk disampaikan.

“Ini kalau kita mau hubungkan dengan tata perilaku para pejabat, petinggi, politisi di negeri kita wah kacau balau ini sudah banyak yang bertentangan. Jadi yang muncul kemarin itu tidak terpuji juga, apapun kita harus ngomong tidak terpuji. Kata iblis itu tidak pantas diucapkan dalam rangka memberi stampel terhadap seseoarng pegawai negara apapun alasannya, ini terlalu sarcastic,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Bagikan Artikel: