Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, sebagai salah satu king maker pada Pemilu 2024 nanti, disebut sedang pusing. Pasalnya, elektabilitas dua kader PDIP yang digadang-gadang maju sebagai capres, yakni Puan Maharani dan Ganjar Pranowo, sangat bertolak belakang.
Menurut Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas Ganjar Pranowo lebih tinggi (25,8 persen) dibandingkan dengan Puan Maharani (2,9 persen). Menurut peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari, Megawati dihadapkan pada pilihan apakah akan mengusung Ganjar yang elektabilitasnya lebih tinggi atau tetap menyiapkan Puan Maharani. Apalagi, waktu menuju Pemilu tinggal 14 bulan lagi.
Menurut Fitri, kondisi dilematis pertama yang dialami Mega adalah kemungkinan koalisi PDIP dengan Prabowo Subianto dari Gerindra. Dalam survei LSI tersebut, Prabowo memiliki elektabilitas 23,9 persen.
"Tokoh-tokoh ini yang dianggap sebagai radar capres atau cawapres dari PDIP hari ini," kata Peneliti LSI Denny JA, Fitri Hari, dalam pemaparan hasil survei LSI secara daring, Selasa (20/12/2022).
Akan tetapi, Mega dinilai enggan jika Puan ataupun Ganjar menjadi cawapres bagi Prabowo. Dia memiliki pilihan lain untuk meninggalkan Prabowo dan mengusung kadernya sendiri sebagai capres.
Dilema kedua, jika Mega akhirnya menyerahkan Puan sebagai cawapres untuk Prabowo, besar potensi bagi Ganjar akan dipinang oleh partai lain sebagai capres. "Dilema ketiga, jika menyerahkan Ganjar sebagai cawapres bagi Prabowo, bukankah elektabilitas Ganjar lebih tinggi dan PDIP hari ini lebih besar dibanding Gerindra?" kata Fitri.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum