Sulit Menahan Buang Air Kecil? Bisa Jadi Terkena Inkontinensia Urine
Inkontinensia urine merupakan istilah bagi kondisi di mana seseorang kesulitan mengendalikan kandung kemih. Akibatnya, ia juga kesulitan menahan kencing. Karena kondisinya, pengidap inkontinensia urine bisa merasa malu atau tidak PD lantaran bisa mengompol di tempat umum.
Kondisi ini sendiri paling umum ditemukan pada lansia. Meski demikian, rupanya inkontinensia urine bukan konsekuensi penuaan yang tidak bisa Anda cegah. Apabila inkontinensia urine mengakibatkan Anda jadi kesulitan beraktivitas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendiagnosis apa jenisnya dan memberikan perawatan yang sesuai.
Baca Juga: Beda Sama Megawati, Sikap Jokowi Dibongkar Habis Kenalan Baiknya: Dia Gak Kuat, Kerja Saja Gak Becus
Bicara soal jenis inkontinensia urine, secara umum ada 5 (lima) jenis yang dikenal dalam dunia medis. Pertama adalah inkontinensia stres, di mana urin keluar ketika pengidap menahan kandung kemih dengan bersin, batuk, berolahraga, tertawa, atau mengangkat barang berat.
Kedua adalah inkontinensia mendesak, yaitu kondisi di mana pengidap tiba-tiba ingin kencing yang diikuti keluarnya urin tanpa disengaja. Dalam kondisi inkontinensia mendesak, pengidap sering kali harus kencing bahkan sepanjang malam. Penyebabnya bisa jadi infeksi, gangguan neurologis, atau malah diabetes. Ketiga adalah inkontinensia luapan, di mana urin pengidap terus-menerus menetes karena kandung kemihnya tidak benar-benar kosong.
Keempat adalah inkontinensia fungsional, yang disebabkan gangguan fisik atau mental sehingga pengidap tidak bisa ke toilet tepat waktu. Sebagai contoh, pasien penderita radang sendi parah tidak bisa melepas celana dengan cepat sehingga tidak bisa buang air kecil tepat pada waktunya. Dan terakhir adalah inkontinensia campuran, di mana pengidap ternyata memiliki lebih dari satu jenis inkontinensia urine.
Untuk mengatasi inkontinensia urine, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Biasanya, penanganannya didasarkan pada jenisnya, usia pengidap, dan kondisi kesehatan pengidap. Dan apabila terdapat kondisi yang mendasari inkontinensia urine, dokter akan menangani kondisi tersebut dulu.
Baca Juga: Ungkit Sejumlah Jasa SBY, AHY Beber Harapan Rakyat Saat Era Jokowi: Mereka Ingin Demokrat Kembali...
Dari berbagai cara mengatasi inkontinensia urine, beberapa di antaranya adalah latihan otot dasar panggul (latihan kegel) untuk memperkuat otot-otot dasar panggul dan sfingter urine yang berperan dalam mengontrol buang air kecil, dan latihan buang air kecil. Selain itu, pengidap juga bisa mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter untuk mengobati kondisinya, seperti antikolinergi, estrogen topical, dan tofranil (imipramine).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: