Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Gawat, Kim Jong Un Bakal Kebut Produksi Rudal Nuklir Berkali-kali Lipat

Dunia Gawat, Kim Jong Un Bakal Kebut Produksi Rudal Nuklir Berkali-kali Lipat Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un mendesak peningkatan besar dalam pembuatan hulu ledak nuklir dalam negeri pada Sabtu (30/12/2022), mengutip munculnya Korea Selatan sebagai "musuh yang jelas" bagi bangsa.

"Dalam situasi di mana Korea Selatan telah menjadi musuh yang jelas, produksi massal senjata nuklir taktis penting dan perlu dan ada kebutuhan untuk meningkatkan jumlah hulu ledak nuklir secara eksponensial," media asing melaporkan Kim mengatakan.

Baca Juga: NATO Cabang Asia Bakal Dibentuk Amerika, Kim Jong Un Kirim Sinyal Peringatan

Selama rapat pleno Partai Buruh Korea, Kim mengutuk Washington dan Seoul karena melakukan "plot untuk mengisolasi dan menahan" Pyongyang, dan mendesak peningkatan besar dalam kemampuan militer.

Selain itu, Kim --yang menjabat sebagai ketua partai-- “mempresentasikan tugas untuk mengembangkan sistem rudal balistik antarbenua lain dengan kemampuan serangan balik nuklir cepat sebagai misi dasarnya,” menurut laporan layanan berita resmi KCNA.

Komentar itu muncul hanya sehari setelah Seoul menuduh Pyongyang meluncurkan tiga rudal balistik ke timur semenanjung Korea, dan kurang dari seminggu setelah kedua belah pihak berusaha menggunakan drone untuk menyusup ke wilayah udara satu sama lain. Tes militer yang dilakukan oleh masing-masing rival telah melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

Pernyataan Kim mencerminkan retorika agresif oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang bersikeras pada hari Kamis bahwa “untuk mendapatkan perdamaian, kita harus mempersiapkan perang yang [kita dapat menangkan] secara luar biasa.”

Hanya tiga tahun yang lalu, kemungkinan perdamaian di semenanjung tampaknya dapat dicapai, dan beberapa pertemuan puncak trilateral diadakan yang menampilkan Kim, Presiden Korea Selatan saat itu Moon Jae-In, dan Presiden AS saat itu Donald Trump.

Tetapi pembicaraan antara negosiator Amerika dan Korea Utara terhenti setelah satu hari, dengan yang terakhir mengutip sikap keras kepala AS.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: