Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Chandra Asri Akuisisi Anak Usaha Krakatau Steel Rp3,24 Triliun

Chandra Asri Akuisisi Anak Usaha Krakatau Steel Rp3,24 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Chandra Asri dan Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI), anak usaha PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (Conditional Shares Sale and Purchase Agreement atau CSPA) pada Jumat (30/12) lalu.

Kemudian kedua belah pihak menandatangani Perjanjian Shareholders Agreement (SHA), kemarin. Direktur Utama KSI Agus Nizar Vidiansyah mengatakan penandatanganan CSPA dan SHA tersebut merupakan rangkaian dari proses divestasi saham KSI pada anak perusahaannya yaitu PT Krakatau Daya Listrik ( KDL) dan PT Krakatau Tirta Industri (KTI).

Di CSPA disepakati rencana pembelian saham KSI di KDL oleh Chandra Asri sebesar 70% dan saham KSI di KTI oleh Chandra Asri sebesar 49% dengan nilai total sebesar Rp. 3,24 triliun. Presiden Direktur Chandra Asri, Erwin Ciputra, menyatakan pihaknya ingin terus bertumbuh. Akuisisi ini didukung arus kas yang stabil dan fasilitas perbankan.

“Strategi ini untuk diversifikasi pendapatan dalam utilitas pendukung serta selaras dengan rencana ekspansi kompleks petrokimia kedua dan industri hilir berskala dunia,” ujar Erwin.

Sebagai informasi, KDL saat ini tengah mengembangkan usaha dari energi terbarukan yang selaras dengan strategi Chandra Asri dalam menerapkan  transisi energi hijau. KDL belum lama ini meluncurkan brand yang akan menaungi produk energi terbarukan bernama ERICS (Empowering Renewable Energy of Indonesia with Krakatau Solution).

Selama tahun 2022, ERICS sudah meluncurkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sejumlah area di Cilegon, Banten, termasuk di area waduk Kerenceng milik PT KTI. Di saat yang sama, Chandra Asri saat ini juga mengimplementasikan transisi energi hijau.

Langkah tersebut sebagai bagian dari upaya perusahaan dalam menerapkan peta jalan gas rumah kaca (GRK) serta untuk mendukung Nationally Determined Contribution (NDC) serta Long Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience 2050 (Visi Indonesia 2050 LTS-LCCR).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: