Nah Lo! Komponen-komponen Drone Iran Ternyata yang Bikin Adalah 13 Pabrikan Amerika
Drone buatan Iran yang digunakan oleh Rusia dalam perangnya melawan Ukraina terdiri dari bagian-bagian suku cadang Amerika Serikat, menurut penilaian intelijen Ukraina.
Laporan tersebut, yang diperoleh CNN, didasarkan pada pembongkaran drone Shahed-136 yang jatuh.
Baca Juga: Media Amerika: Drone Rusia Jauh Lebih Murah dari Rudal Pertahanan Ukraina
Dari 52 bagian yang diambil dari UAV oleh intelijen Ukraina, 40 dibuat oleh 13 perusahaan Amerika, menurut laporan tersebut. Komponen yang diselamatkan lainnya juga buatan luar negeri, diproduksi oleh perusahaan di Kanada, Swiss, Jepang, Taiwan, dan China.
Perusahaan tidak diidentifikasi secara publik.
Drone bunuh diri, yang dirancang untuk terbang ke suatu sasaran dan kemudian meledak, telah menjadi senjata utama dalam getaran Rusia karena perang selama 10 bulan mulai menguras pasokan rudal presisi jarak jauh mereka.
Moskow mulai melepaskan mereka ke kota-kota Ukraina pada musim gugur, ketika serangan balasan Kyiv mulai merebut kembali wilayah di timur negara itu. Drone telah menjadi komponen kunci dalam upaya Rusia untuk menargetkan jaringan listrik Ukraina dan melumpuhkan panas dan listrik ke lingkungan perumahan – sebuah taktik yang disebut Barat sebagai “musim dingin yang mempersenjatai.”
Ekspor drone Teheran ke Rusia juga merupakan tulang punggung yang jelas dari apa yang disebut Gedung Putih sebagai aliansi militer “penuh” antara kedua negara paria.
“Iran memberi Rusia drone untuk digunakan di medan perang di Ukraina,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby pada sebuah pengarahan bulan lalu.
“Sebagai gantinya, Rusia menawarkan Iran tingkat dukungan militer dan teknis yang belum pernah terjadi sebelumnya yang mengubah hubungan mereka menjadi kemitraan pertahanan penuh,” tambahnya.
Penilaian komponen drone Ukraina berlangsung akhir tahun lalu, dan telah dibagikan dengan Gedung Putih, menurut CNN.
“Kami sedang mencari cara untuk menargetkan produksi UAV Iran melalui sanksi, kontrol ekspor, dan berbicara dengan perusahaan swasta yang bagiannya telah digunakan dalam produksi,” kata juru bicara NSC Adrienne Watson kepada outlet tersebut.
“Kami sedang menilai langkah lebih lanjut yang dapat kami ambil dalam hal kontrol ekspor untuk membatasi akses Iran ke teknologi yang digunakan dalam drone.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement