Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sepanjang Tahun 2023, Begini Para Ahli Memproyeksikan Harga Minyak Sawit Dunia

Sepanjang Tahun 2023, Begini Para Ahli Memproyeksikan Harga Minyak Sawit Dunia Kredit Foto: Antara/Akbar Tado
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagai salah satu sektor padat modal dan padat karya (membutuhkan tenaga kerja yang lumayan banyak), pergerakan harga komoditas kelapa sawit di pasar nasional dan global menjadi indikator penting untuk dipantau stakeholder terkait.

Pada akhir tahun 2022 lalu, pendiri Oil World Thomas Mielke memberikan indikasi bahwa harga minyak sawit di tahun 2023 tidak akan setinggi harga minyak sawit di tahun 2022. Lantaran, situasi geopolitik karena masih adanya perang Rusia–Ukraina yang mengganggu pasokan minyak bunga matahari dari kedua negara di Eropa Timur tersebut.

Baca Juga: Harga Tandan Buah Segar Petani Sawit Turun Menjadi Rp2.581,62 per Kilogram

Ditambah lagi, kedua negara tersebut merupakan pemasok sekitar 70% minyak bunga matahari ke kawasan Uni Eropa. Faktor lainnya berkaitan dengan harga minyak kedelai dan pergerakan harga minyak mentah serta tren penggunaan biosolar berbasis minyak nabati.

Sementara itu, James Fry dari LMC International mengungkapkan bahwa harga minyak sawit akan menurun secara bertahap di tahun 2023. Selain itu, James Fry juga memberikan gambaran bahwa pergerakan harga minyak sawit kini tidak lagi linear dengan pergerakan harga minyak mentah, tetapi beralih ke harga biosolar.

Hal ini disebabkan penggunaan minyak sawit untuk biodiesel akan sering kali bersinggungan dengan penggunaan biosolar di dunia. Pascameletusnya perang antara Rusia dengan Ukraina telah membuat harga minyak mentah melambung tinggi sehingga mendorong negara-negara di kawasan Uni Eropa secara serius mulai bertahap menggunakan bahan bakar biosolar.

Merujuk catatan James Fry, persaingan antara penggunaan minyak sawit untuk biodiesel dengan biosolar dan bahan bakar biojet akan banyak memengaruhi harga minyak sawit ke depannya. Faktanya, perang telah mengubah arah pengembangan energi di kawasan Uni Eropa dan muncul pergeseran penggunaan dari sebelumnya banyak menggunakan minyak mentah ke penggunaan bahan bakar biosolar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: