Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDIP 'Ngebet' Pemilu Pakai Proporsional Tertutup, Elite Golkar Tegas: Sistem saat Ini Adalah Jalan Tengah!

PDIP 'Ngebet' Pemilu Pakai Proporsional Tertutup, Elite Golkar Tegas: Sistem saat Ini Adalah Jalan Tengah! Kredit Foto: Antara/Septianda Perdana
Warta Ekonomi, Jakarta -

Elite politik gaduh soal penerapan sistem pemilihan umum (legislatif) antara Proporsional Terbuka atau Proporsional Tertutup. Sistem Proporsional Terbuka saat ini dipermasalahkan beberapa pihak salah satunya Sekretaris Jenderal (Sekjend) PDIP Hasto Kristiyanto.

Mengenai hal ini, Politisi Partai Golkar Nusron Wahid menilai apa yang diterapkan dalam Pemilu 2009-2019 merupakan hal yang tepat karena jalan tengah.

“Menurut hemat saya, pemilu 2009-2019 yang menggunakan proporsional terbuka sudah baik dan menjadi jalan tengah,” jelas Nusron saat tampil di kanal Youtube Total Politik, dikutip Kamis (5/1/23).

Baca Juga: Anies Baswedan Presiden, Proyek Jokowi Auto Ditenggelamkan? Refly Harun Blak-blakan Tidak Setuju: Nggak Bisa Begitu!

Bukannya tanpa alasan, menurut Nusron sistem proporsional terbuka sudah mengakomodir berbagai pihak. Pihak tersebut adalah para caleg dan partai politik itu sendiri.

Karenanya dengan sistem yang sudah mengakomodir dua pihak ini, ketika misal Partai menyodorkan Caleg yang diklaim punya kemampuan memumpuni (budgeting, dll) tetapi ternyata tak terpilih oleh rakyat maka itu urusan lain.

“Ya namanya DPR itu lembaga politik bukan lembaga teknokratik, tapi bagaimana caranya orang teknokratik itu terpilih. Kalau mau terpilih dia harus berjuang untuk mendekati rakyat dan mengikuti kemauan rakyat,” jelasnya.

Baca Juga: Buzzer Mingkem Berjamaah Soal Banjir di Wilayah Ganjar Pranowo, Pengamat Heran Bukan Main: Beda dengan Jakarta Era Anies Baswedan!

Jika ada caleg yang diklaim berkualitas tak terpilih tapi justru sebaliknya yang hanya mengunggulkan popularitas saja yang terpilih maka menurut Nusron itu juga merupakan kesalahan partai.

“Kalau ingin yang terpilih orang-orang pintar yang tahu hakbudget, pengawasan, membuat UU, ya yang goblok-goblok jangan dicalonkan, toh yang berhak mencalonkan itu partai politik, sehingga proporsional tertutup itu hak mutlaknya ada di tangan partai politik sehingga belum tentu kehendak parpol simillar dengan kehendak rakyat,” jelasnya.

Baca Juga: Telak! Nggak Ada Lagi yang Bisa Dibanggakan, Rocky Gerung Sebut Jokowi Bakal Mati-matian Pertahankan Proyek IKN: Dia Sangat Delusional!

Untuk diketahui, sistem Pileg saat ini adalah Proporsional Terbuka yang artinya caleg dipilih langsung oleh masyarakat. Sedangkan sistem tertutup artinya masyarakat hanya perlu mencoblos partai dan partai sendiri yang menentukan siapa yang bisa mendapat kursi di legislatif.

Baca Juga: Sudah Keliling Bersama Tapi Suara Pemilih Anies Baswedan Malah Banyak ke PKS dan Demokrat, Surya Paloh dan NasDem Apes?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: