- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Lo Kheng Hong Yakin Indonesia Tak Akan Resesi: Banknya Sehat-Sehat, Lihat Saja BCA, BRI, dan Mandiri
Resesi global menjadi isu yang paling hangat dibicarakan sejak penghujung tahun 2022 hingga awal tahun 2023 ini. Bahkan, lembaga keuangan dunia ramai-ramai menyampaikan ramalan bahwa dunia akan resesi.
Misalnya saja, International Monetary Fund (IMF) meramalkan bahwa sepertiga ekonomi dunia akan jatuh ke jurang resesi pada tahun 2023. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?
Baca Juga: Gonjang-Ganjing Resesi 2023, Lo Kheng Hong: Hari Esok Adalah Misteri
Bagi Lo Kheng Hong, resesi menjadi bagian dari misteri masa depan yang tak seorang pun tahu dengan pasti kapan akan terjadi. Alih-alih terlalu khawatir, investor kawakan berjulukan Warren Buffett-nya Indonesia ini merasa optimis bahwa resesi tidak akan terjadi di Tanah Air.
"Bisa resesi, artinya bisa juga tidak. Saya termasuk orang yang optimis melihat negara kita rasanya tidak resesi," ungkap Lo Kheng Hong dalam Podcast Bertajuk "Pendapat Lo Kheng Hong Mengenai Resesi 2023", disimak pada Jumat, 6 Januari 2023.
Optimisme tersebut muncul tatkala Lo Kheng Hong menilai sejumlah faktor pendukung yang dimiliki Indonesia. Faktor pertama adalah ekspor komoditas yang melimpah, "Indonesia banyak eskpor komoditas. Ekspor batu bara terima bermiliar-miliar dolar, belum yang lainnya."
Faktor kedua adalah kondisi perbankan di Indonesia yang masih sehat. Lo Kheng Hong menilai, salah satu tanda resesi akan datang ialah bank dalam kondisi sakit. Namun di Indonesia, sejumlah bank menorehkan kinerja positif pada tahun 2022.
Baca Juga: Kabar Baik! BI Umumkan Cadangan Devisa Indonesia Capai US$137,2 Miliar per Desember 2022
"Kalau mau resesi kan banknya pada sakit. Bank di Indonesia pada cuan. Contohnya, BCA dalam 9 bulan tahun 2022 labanya mencapai Rp28 triliun, Bank Mandiri per September 2022 labanya Rp30 triliun, dan BRI pada sembilan bulan tahun 2022 labanynya Rp39 triliun," lanjutnya lagi.
Faktor ketiga, kondisi pasar modal Indonesia yang stabil. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertengger di level 7.000 sehingga terbilang dini untuk mengatakan Indonesia akan resesi.
"Kalau resesi, bursa biasanya jalan duluan. Jadi kalau misal tahun depan resesi, itu saham udah terjun bebas duluan, baru resesi datang. Ini IHSG kita masih bertengger di 7.000 gak turun-turun, gak ada tanda-tanda resesi," tutupnya menegaskan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait:
Advertisement