Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DBS Group Sebut 2023 Jadi Titik Awal yang Baik untuk Investor Balik ke Portofolio 60/40

DBS Group Sebut 2023 Jadi Titik Awal yang Baik untuk Investor Balik ke Portofolio 60/40 Kredit Foto: Unsplash/micheile dot com
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melalui laporan "CIO Insights 1Q23: Kembalinya Portofolio 60/40", DBS Group Research menyatakan pergantian tahun kali ini menyajikan titik awal bagus bagi investor untuk kembali ke portofolio tradisional “60/40” (yang terdiri atas 60% ekuitas dan 40% obligasi). Hal itu disebabkan imbal hasil obligasi melonjak di atas 5% dan valuasi ekuitas kembali ke tingkat rata-rata.

"Dengan dihadapkan pada dua tantangan, yaitu peningkatan risiko resesi dan inflasi bertahan tinggi, DBS Group Research mendukung obligasi ketimbang ekuitas, mengingat kinerja obligasi secara historis lebih baik dalam keadaan inflasi tinggi/pertumbuhan rendah, dan kesenjangan lebar antara hasil obligasi-ekuitas pada saat ini," kata Hou Wey Fook, Chief Investment Officer DBS Bank, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (6/1/2023).

Baca Juga: Marak Penipuan Berkedok Investasi, Imbauan Bappebti: High Risk Belum Tentu High Return, Harus Logis!

DBS Group Research melihat kredit margin diskon dengan peringkat investasi (DM IG) menghasilkan pendapatan aman dan likuid dalam portofolio 60/40 (yang terdiri atas 60% ekuitas dan 40% obligasi).

Selain itu, peringkat investasi juga menaikkan peringkat obligasi korporasi margin diskon dengan peringkat investasi menjadi overweight (kinerja akan membaik) mengingat imbal hasil besar dan risiko dari kredit yang dikelola dengan baik. 

Di ruang ekuitas, dampak dari perkiraan pendapatan melemah karena risiko resesi kemungkinan diimbangi sebagian oleh ekspansi valuasi di tengah penurunan imbal hasil. DBS Group Research mempertahankan pendiriannya untuk memilih Amerika Serikat ketimbang Eropa terkait ekuitas margin diskon, sembari mencari peluang dari pembukaan kembali Tiongkok.

"Kami terus mencari investasi alternatif seperti emas dan aset pribadi sebagai diversifikasi risiko portofolio dalam lingkungan investasi yang bergejolak," jelas Hou.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: