Sehari sebelumnya, Erick meninjau proyek pembangunan Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di Deli Serdang untuk produksi minyak makan merah. Pengembangannya tidak menekankan pada BUMN, melainkan pada keterlibatan petani secara lebih maksimal, melalui koperasi petani.
“Dalam jangka pendek bagaimana program KUR dan PNM Mekaar ini kita tingkatkan. Lalu ada potensi perkebunan kelapa yang mungkin bisa dilakukan industrialisasi. Seperti kemarin, di Deli Serdang kami melakukan pembangunan pabrik minyak goreng merah, yang harganya Rp 2.000 lebih murah. Dan disitu ada vitamin A dan E. BUMN koordinasi dengan para petani, membangun koperasi petani, bukan BUMN terus, tetapi dibangun ekosistemnya,” ungkap Erick.
Dalam jangka panjang, Erick mengatakan, dirinya telah berbicara dari hati ke hati dengan para pimpinan daerah di Nias untuk mengangkat masukan terkait masa depan pengembangan ekonomi Pulau Nias.
Ada sejumlah alternatif antara lain adalah menjadikan Nias sebagai pusat wisata (seperti Labuan Bajo dan Mandalika) atau menjadi kawasan kelautan terpadu.
“Tadi kami sudah berbicara dari hati ke hati dengan pimpinan daerah. Bagaimana bersama pemerintah pusat kami melakukan pembangunan Nias ini secara menyeluruh. Jadi tidak parsial satu per satu. Ini yang akan disampaikan Pimpinan Daerah kepada Bapak Presiden sebagai prioritas pembangunan di Pulau Nias,” kata Erick.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Rosmayanti
Advertisement