Kemensos Beri Santunan Korban Meninggal Gempa Cianjur, Ini Harapan Para Ahli Waris!
Sudah lebih dari satu bulan pascagempa bermagnitudo 5.6 mengguncang Kabupaten Cianjur. Sebanyak 478 ahli waris menerima dana santunan untuk korban meninggal dunia yang disalurkan Kementerian Sosial pada Rabu (4/1/2022) lalu. Masing-masing menerima santunan senilai Rp15 juta.
Salah satu ahli waris, Nisa Nurahmawati (23), mengaku bahwa proses pencairan berlangsung lancar dan mudah. "Tadi ada pendaftaran di sana, dikasih nomor. Mungkin karena antreannya banyak, jadi ada yang kasihan sama saya karena lagi hamil, langsung ke sana didaftarin, alhamdulillah dikasih kelancaran," ujar Nisa dikutip dalam keterangan pers Kemensos, Senin (9/1/2023).
Baca Juga: Banjir Semarang, Kemensos Gerak Cepat Salurkan Bantuan Logistik di Beberapa Titik
Tragedi gempa Cianjur telah merenggut nyawa putrinya, Sasqiya Nurfadilah Kusnadi, yang baru berusia tiga tahun. "Waktu itu anak saya lagi tidur siang, habis main sama temannya, ada tiga orang, dan tiga-tiganya meninggal ketimpa dinding," katanya.
Tak hanya itu, rumahnya rata dengan tanah. "Rumah rata dengan tanah, sekarang mengungsi, 95% rumah di desa saya rata dengan tanah," kata warga Desa Benjot Kecamatan Cugenang itu.
Di tengah kedukaan, santunan setidaknya bisa sedikit membantu memenuhi niat mengakikahkan putrinya. Meskipun tidak wajib, ia tetap ingin melakukan itu untuk Sasqiya. "Alhamdulillah walaupun gak bisa terbayarkan, alhamdulillah bersyukur. Saya mau pakai untuk akikah anak saya. Sisanya baru kepikiran yang lain fokus ke kandungan yang sekarang," katanya.
Dalam beberapa kesempatan, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, santunan bukanlah pengganti nyawa. Pemberian santunan adalah kewajiban pemerintah, sesuatu yang harus dilakukan. Berkali-kali Risma mengatakan nyawa tak akan terganti. Namun, santunan diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga yang ditinggalkan.
Ahli waris lainnya, Harun Arasyid (38) asal Desa Mangunkerta Kecamatan Cugenang, mengungkapkan rasa kehilangannya langsung di hadapan Mensos. "Tadi ibu (Mensos) bilang harus yakin bahwa anak itu sudah ke surga, udah yakin insyaallah," katanya menceritakan pertemuan singkatnya dengan Mensos.
Harun kehilangan putranya yang masih berusia tujuh tahun. Saat kejadian, putranya sedang belajar di pesantren. Nyawa putra pertamanya itu tidak tertolong karena luka parah yang dideritanya. Sementera itu, Harun akan menggunakan uang santunan untuk menuntaskan mimpi-mimpi putranya yang sudah tiada. Putranya itu ingin ia naik haji sehingga santunan akan digunakan untuk menutupi biaya pendaftaran haji. Selebihnya, akan ia gunakan untuk kebutuhan keluarga.
Baik Harun maupun Nisa mengucapkan terima kasih kepada Mensos atas perhatian dan kerja yang luar biasa. "Terima kasih ibu Menteri atas perhatiannya untuk saya dan keluarga. Mudah-mudahan bantuannya bisa bermanfaat bagi saya dan keluarga. Semoga ibu selalu panjang umur," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement