Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tanggapi Penolakan 8 Fraksi DPR Soal Proporsional Tertutup, PDIP: Hore-hore Saja...

Tanggapi Penolakan 8 Fraksi DPR Soal Proporsional Tertutup, PDIP: Hore-hore Saja... Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Delapan fraksi partai yang tergabung di parlemen menyatakan sikap untuk menolak pemberlakuan sistem proporsional tertutup dalam gelaran pemilu tahun 2024 nanti. Hal tersebut diungkap dalam konferensi pers yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Rabu (11/1/2023).

Menanggapi hal tersebut, Ketua Bappilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul, menyebut bahwa apa yang dilakukan oleh kedelapan fraksi hanya sebatas 'hore-hore' saja.

Baca Juga: 8 Fraksi DPR Kian Mantap Tolak Penyelenggaraan Pemilu dengan Sistem Proporsional Tertutup

Kendati demikian, Pacul menyebut bahwa penolakan terhadap sistem proporsional tertutup adalah hak kedelapan fraksi tersebut. Dia juga menilai, aksi penolakan tersebut hanya diskursus biasa.

"Ini diskursus biasa saja. Soal penolakan, monggo. Pengambilan keputusan adalah sembilan hakim MK. Kalau ini saja (aksi pernyataan sikap penolakan) hanya untuk hore-hore saja," kata Pacul saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (11/1).

Pacul menuturkan, PDIP masih menunggu hasil judicial review di Mahkamah Konstitusi terkait sistem Pemilu yang akan ditetapkan nanti. Kendati demikian, Pacul juga menyebut bahwa partainya mendukung penyelenggaraan pemilu dengan sistem proporsional tertutup sebagaimana yang disampaikan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.

"Dikau sudah tahu kalau Pak Sekjen (Hasto) sudah declare. Pak Pacul pelaksana tugas. Kalau partai lain menolak, itu adalah hak kawan-kawan itu, bukan hak saya melarang-larang," jelasnya.

Lebih lanjut, Pacul menyebut bahwa diskursus penyelenggaraan sistem pemilu, baik proporsional tertutup maupun terbuka, merupakan bentuk ketajaman berpikir sebagaimana yang dikatakan Soekarno, 'kita tidak blenggem'.

"Ini agar paling sedikit ada diskursus mengenai pemilu proporsional terbuka dan itu artinya bahannya Bung Karno, kita tidak blenggem. Kita harus selalu berfikir, think and re-thinking terus ditajamkan," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: