Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketimbang Inggris, Amerika Justru Bersimpati Lebih Banyak buat Pangeran Harry-Meghan Markle, Penyebabnya...

Ketimbang Inggris, Amerika Justru Bersimpati Lebih Banyak buat Pangeran Harry-Meghan Markle, Penyebabnya... Kredit Foto: Reuters/Peter Nicholls
Warta Ekonomi, Washington -

Pasangan Pangeran Harry dan Meghan Markle cenderung memiliki lebih banyak pendukung di Amerika Serikat ketimbang Inggris. Di Amerika, kisah skandal mereka dengan pers Inggris dan keluarga kerajaan mendapatkan simpati yang jauh lebih besar.

Setelah memutuskan undur diri dari kerajaan Inggris, Harry dan Meghan secara mengejutkan mengungkap sisi lain kerajaan dalam wawancara dengan Oprah Winfrey.

Baca Juga: Berulah Lagi, Omongan Pangeran Harry Bunuh 25 Orang Taliban Bikin Afghanistan Murka

Salah satu keluhan utama pasangan itu adalah bahwa mereka dibatasi oleh aturan kekuasaan yang ketat di dalam kerajaan, dan rasisme. Ini terdengar tidak masuk akal bagi orang Amerika dengan nilai meritokrasi yang tertanam kuat.

Meritokrasi adalah sistem politik yang memberikan kesempatan kepada seseorang untuk memimpin berdasarkan kemampuan atau prestasi, bukan kekayaan atau kelas sosial.

Dalam wawancara majalah dengan The Cut, Meghan mengatakan bahwa, dia dan Harry terganggu dengan dinamika hierarki kerajaan. Harry mengatakan, dia dan Meghan dikorbankan untuk pers Inggris karena istana berupaya untuk melindungi anggota keluarga yang lebih senior.

Hierarki ketat dalam keluarga kerajaan murni berdasarkan urutan kelahiran anak. Hal ini telah dipahami dengan jelas oleh orang Inggris selama berabad-abad.

Reaksi warga AS terhadap kematian Ratu Elizabeth II menunjukkan bahwa ada kasih sayang dan rasa hormat terhadap monarki. Tapi itu tidak sama dengan penerimaan sepenuh hati atas semua asal usul, dan tradisi kerajaan.

Bagi orang Amerika, keluarga kerajaan Inggris adalah penerima kekayaan dan hak istimewa yang diperoleh selama era dominasi kolonial. Sementara AS bergulat dengan memahami episode-episode yang lebih kelam di masa lalunya sendiri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: