Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Puji Mensos Risma, Inten Soeweno Terharu Namanya Diabadikan di Sentra Kemensos

Puji Mensos Risma, Inten Soeweno Terharu Namanya Diabadikan di Sentra Kemensos Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Endang Kusuma Inten Soeweno tak mampu menahan rasa haru saat menginjakkan kembali kakinya ke tempat rehabilitasi sosial yang ia gagas 26 tahun silam. Menteri Sosial ke-22 itu tampak sumringah memandang bangunan bergaya Jepang yang saat ini diberi nama Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS).

“Suatu penghargaan atas kebijakan dan keputusan Ibu Menteri Sosial mengabadikan nama saya di sentra terpadu ini, dan ini sangat-sangat membuat saya terharu,” katanya saat memberikan sambutan di Aula Gedung STIS, Rabu (11/1/2023).

Baca Juga: Dari Bansos Hingga Pelatihan Kerja, Mensos Risma Ungkap Caranya Berantas Kemiskinan Setahun Belakang

Pada tahun 2022, Menteri Sosial Tri Rismaharini mengusulkan perubahan nama Balai Besar Rehabilitasi Vokasional Penyandang Disabilitas (BBRVPD) Cibinong dan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BRSPDI) Ciungwanara menjadi Sentra Terpadu Inten Soeweno. Mensos juga memberikan penghargaan kepada Inten Soeweno atas jasanya dalam kesejahteraan sosial lansia dan penyandang disabilitas.

“Apalagi dibarengi dengan pemberian award kepada saya atas perhatian saya kepada disabilitas dan lansia. Saya tidak bisa hadir waktu itu karena sedang sakit, tapi Ibu Risma bersikukuh datang ke rumah saya untuk memberikan award itu,” ujarnya. 

Menurut Inten, sikap Mensos kala itu menunjukkan bahwa ia adalah pemimpin yang menghormati senior. Pada tahun 2021, Mensos berkunjung ke rumah Inten Soeweno untuk menyerahkan secara langsung penghargaan kepada Mensos era Presiden Soeharto itu.

Inten Soeweno mengemban amanah sebagai Menteri Sosial pada tahun 1993-1998. Dalam masa jabatannya, ia memprakarsai kerja sama antara Pemerintah Indonesia melalui Departemen Sosial (saat ini Kementerian Sosial) dengan Japan International Coorporate Agency (JICA) untuk membangun sistem rehabilitasi vokasional di Indonesia, salah satunya adalah STIS yang dulu bernama National Vocational Rehabilitation Center (NVRC).

Baca Juga: Kian Keras Kritik Anies, Motif Fahri Hamzah Cs Dibaca Habis: Lihat Aja Petinggi Partai Gelora...

“Awal pembangunan ini pada tahun 1997. Desember diresmikan oleh Wakil Presiden, saat itu adalah Pak Try Sutrisno. Bangunannya masih kokoh, dengan desain Jepang. Tapi tidak bisa kita mengandalkan pembangunan saja, tapi juga perawatannya,” katanya memuji upaya perawatan gedung STIS.

Wanita kelahiran Tulungagung 78 tahun lalu ini merasa bangga atas pencapaian yang didapatkan STIS. Saat kedatangannya, Inten disambut dengan penampilan tarian Manuk Dadali, angklung, dan penampilan lagu yang semuanya dilakukan oleh penyandang disabilitas. Ia juga berkesempatan melihat secara langsung proses pembuatan telur asin, kerajinan keset, hijab ciwitan, dan decoupage oleh penerima manfaat. 

STIS mengekspansi layanannya dari disabilitas menjadi multi-layanan melayani semua jenis Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS).

Baca Juga: Prabowo Subianto Minta Restu ke Presiden Jokowi Soal Niat Nyapres: Pak Jokowi Kalau Setuju, Aku Maju!

“Yang jelas saya sangat bangga kepada sentra terpadu ini yang sejak pembangunannya luar biasa. Programnya semakin komprehensif. Kegiatan multidimensi yang belum pernah saya dengar. Kemudian juga anak-anak didiknya, hasilnya juga bagus bisa kita liat waktu perform,” katanya.

Meskipun telah pensiun, Inten masih aktif mengupayakan kesejahteraan sosial bagi orang-orang yang membutuhkan, terutama penyandang disabilitas dan lansia. Usia tidak menjadi penghalang baginya untuk berbakti pada negeri.

“Para disabilitas, tidak ada kondisi yang bisa menghalangi mereka untuk berprestasi dengan catatan harus tetap mau bekerja keras, penuh semangat, berusaha, tidak pantang menyerah, dan kreatif,” ujarnya membakar semangat penerima manfaat yang hadir di aula STIS.

Inten mengalami sendiri bagaimana rasanya menjadi disabilitas. Saat berusia 35 tahun, ia harus merelakan tangan kanannya diamputansi akibat kecelakaan. “(Kejadian itu) Betul-betul menghapus cita-cita saya, apalagi saya perempuan, tiga anak saya masih kecil. Rasa malu sedih kecewa, putus asa, sebagai orang cacat bercampur aduk di hati saya,” katanya mengenang masa sulit dalam hidupnya.

Baca Juga: Mensos Risma dan Srikandi Ekonomi Kreatif di Tanah Cendrawasih

Namun ia berhasil bangkit, menyadari bahwa pemikiran yang brilianlah yang diperlukan untuk bekerja. Dalam karirnya, ia berhasil menjabat sebagai anggota DPR RI selama dua periode, dan bahkan diminta langsung oleh Presiden Soeharto untuk menjadi Menteri Sosial di bawah kabinetnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: