12 Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu Diakui, Rocky Gerung Minta Semua Hati-hati: Karena Power Pak Jokowi Melemah, Maka...
Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengakui 12 kasus pelanggaran HAM berat dalam sejarah Indonesia, seperti salah satunya tragedi 1965. Ia mempertanyakan mengapa orang nomor 1 RI tersebut baru menyinggung hal ini di akhir masa jabatannya.
"Kita lihat Pak Jokowi kok menunda isu ini kan. Kan mustinya emosinya di awal ketika dia masih punya grip, masih punya endorsement power terhadap hak asasi manusia," kata Rocky seperti dikutip Suara.com melalui tayangan kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis (12/1/2023).
Baca Juga: Pidatonya 'Bully' Jokowi Habis-habisan, Rocky Gerung Kasih Jempol ke Megawati
Menurutnya, keputusan Jokowi untuk menyinggung kembali insiden mengerikan tersebut bisa saja menjadi bom waktu sehingga publik perlu berhati-hati.
Ia menduga langkah ini sengaja dilakukan Jokowi di akhir masa jabatan untuk menunda adanya Pemilu 2024, bahkan bisa saja untuk melanggengkan wacana 3 periode.
"Tapi memang sepertinya juga bom waktu itu," terang Rocky.
Baca Juga: Kanjuruhan dan KM 50 Tak Dianggap Pelanggaran HAM Berat, Jokowi Disorot Tajam: Semuanya...
"Jadi ini orang curiga kesempatan ini buat apa itu diajukan sekarang. Untuk memecah konsentrasi dari partai-partai yang sekarang bersiap-siap ikut pemilu, supaya nanti ada alasan buat penundaan pemilu," sambungnya.
Pada dialognya dengan Hersubeno Arief, Rocky Gerung juga menduga jika pada akhirnya Jokowi hanya akan menerbitkan Perppu baru untuk mengatasi kerusuhan yang kemungkinan bisa terjadi usai dirinya mengungkit soal beberapa peristiwa pelanggaran HAM berat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement