TKA China Bebas Keluar-Masuk, Disebut Pengamat Jadi Penyebab Bentrokan Berdarah Smelter di Morowali
“Faktanya TKA Cina terus berdatangan yang ternyata bukan hanya tenaga ahli melainkan level buruh kasar dengan tingkat penghasilan lebih tinggi daripada buruh-buruh lokal yang semestinya keberadaan perusahaan-perusahaan tambang ini menjadi panggung utama bagi masyarakat lokal untuk bisa mendapatkan kesejahteraan,” jelasnya.
Alasan bahwa keberadaan TKA ini untuk transfer knowledge dan teknologi menurut Achmad hanyalah sebuah kedustaan besar untuk melegalkan masuknya para pekerja asing tersebut.
“Karena pada kenyataannya tidak terlihat adanya pergantian pekerja dari asing kepada lokal sebagai wujud transfer knowledge tersebut,” tambahnya.
Ia mencontohkan misalnya pada proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung yang sempat terjadi kecelakaan beberapa waktu yang lalu.
Baca Juga: Tahun 2022, Peningkatan Minat dan Pejualan Apartemen Masih Signifikan
“Para pekerjanya semuanya asing padahal proyek ini sudah berlangsung dari tahun 2014. Artinya transfer knowledge ini tidak pernah terjadi,” kata dia.
“Jika ditanya peristiwa-peristiwa ini kesalahan siapa maka pemerintahlah yang semestinya disalahkan karena telah memberikan karpet merah kepada asing dengan kebijakan yang lebih memberikan keuntungan kepada asing daripada kepada negeri sendiri,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sabrina Mulia Rhamadanty
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty
Advertisement