- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Pertumbuhan PDB Diprediksi Masih Tembus 5%, Schroder: Indonesia Tetap yang Terkuat di 2023
Tahun 2022 adalah tahun yang kelabu bagi perekonomian global. Kendati demikian, Indonesia tetap bisa mempertahankan performa unggulnya dengan mencatatkan surplus anggaran sebesar 0,3% dari PDB pada September 2022. Meskipun sedikit lebih lambat dari tahun tersebut, IMF memperkirakan Indonesia akan mengalami pertumbuhan PDB hingga 5% pada tahun 2023.
Melalui keterangan resminya, PT Schroder Investment Management Indonesia menyampaikan bahwa pertumbuhan PDB tahun ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan perekonomian yang solid. Pasalnya, ibu pertiwi hanya diungguli oleh dua negara lainnya, yaitu India dan Vietnam.
Baca Juga: Sektor Sawit Berkelanjutan Turut Dorong Kinerja Positif PDB Nasional
“Berbeda dari beberapa tahun ke belakang, pada tahun 2023 ini, negara-negara berkembang memang akan lebih banyak berperan sebagai pendorong ekonomi global. Hal ini terjadi karena Eropa kemungkinan akan menghadapi tekanan akibat tingginya harga energi sebagai akibat kondisi geopolitik Rusia-Ukraina,” jelas Manajemen Schroder dalam keterangan resminya, Jakarta, Rabu, 18 Januari 2023.
Selain itu, pihak Manajemen Schroder juga menambahkan bahwa Tiongkok yang biasanya amat berperan dalam perekonomian global masih belum memberikan kepastian terkait kebijakan Zero-Covid-nya.
Baca Juga: Jadi Penopang PDB Nasional, Kemenperin Minta Anggaran Sektor Industri Ditambah
Sebagai informasi, kebijakan Tiongkok itu sebenarnya memicu terjadinya inflasi karena Tiongkok sebagai produsen barang dengan harga terjangkau menutup perdagangannya terhadap dunia sehingga negara-negara lain harus mencari alternatif yang harganya relatif lebih mahal.
Meskipun PDB Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan persentase yang solid, diperkirakan tetap akan ada penghalang yang mungkin merintangi perekonomian Indonesia. Penghalang tersebut berasal dari net exports sebagai akibat dari mulai diterapkannya normalisasi harga komoditas pada tahun 2023.
Baca Juga: Berkontribusi Besar Bagi PDB, Yuk Kenali 5 Provinsi Penghasil Sawit Terbesar di Indonesia
Tidak hanya itu, harga patokan batu bara Newcastle juga mengalami penurunan menjadi kurang dari US$400 ton, sedangkan harga jual ICI sudah didiskon sejak tahun lalu. Dengan demikian, diprediksi ekspor bersih Indonesia akan mengalami penurunan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa perlambatan ekonomi global juga ikut memperlambat laju impor sehingga hal itu memberikan cushion bagi penurunan net exports.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait:
Advertisement