Barat Makin Kecewa Lihat Data Perusahaan Hengkang dari Rusia, Ternyata Cuma...
Sebuah penelitian di Swiss menunjukkan, hanya sebagian kecil perusahaan Barat yang meninggalkan Rusia sejak invasi di Ukraina dimulai pada Februari 2022 lalu. Para peneliti di University of St Gallen dan di institut IMD di Lausanne telah menyelidiki berapa banyak perusahaan yang berbasis di Uni Eropa dan di negara-negara G7 yang benar-benar hengkang dari Rusia.
Temuan para peneliti itu mengungkapkan, jumlah perusahaan Barat yang hengkang dari Rusia tidak terlalu masif.
Baca Juga: Pendahulu Putin Ingatkan Perang Nuklir Kalau Rusia Kalah
Studi itu menunjukkan bahwa hanya kurang dari 10 persen dari perusahaan Uni Eropa dan perusahaan G7, termasuk anak perusahaan mereka telah mendivestasi atau hengkang dari Rusia. Hal ini bertentangan dengan narasi bahwa ada eksodus besar-besaran perusahaan Barat yang meninggalkan pasar Rusia.
"Akibatnya, banyak perusahaan yang berkantor pusat di negara-negara ini (Uni Eropa dan anggota G7) menolak tekanan dari pemerintah, media, dan LSM untuk meninggalkan Rusia sejak invasi ke Ukraina," ujar pernyataan bersama para peneliti, dilaporkan The Straits Times, Kamis (19/1/2023).
Studi tersebut menunjukkan, ketika Moskow melancarkan invasinya, terdapat 1.404 perusahaan yang berbasis di Uni Eropa dan G7 beserta 2.405 anak perusahaan yang aktif di Rusia.
Menurut penulis studi Niccolo Pisani dan Simon Evenett, pada akhir November, hanya 120, atau sekitar 8,5 persen dari perusahaan tersebut, yang telah mendivestasi setidaknya satu anak perusahaan di Rusia.
Perusahaan yang lebih banyak hengkang dari Rusia, justru merupakan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat. Namun, jumlah perusahaan AS yang mencabut investasinya dari Rusia tidak terlalu masif, yaitu kurang dari 18 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement