Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anies Baswedan Didemo Saat Safari Politik ke Bandung, Refly Harun: Orang-orang Ini, Siapa yang Bayar?

Anies Baswedan Didemo Saat Safari Politik ke Bandung, Refly Harun: Orang-orang Ini, Siapa yang Bayar? Kredit Foto: Instagram/Refly Harun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Advokat dan Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengomentari aksi penolakan dan demo yang dilakukan sejumlah orang saat Anies Baswedan melakukan safari politik ke Bandung. 

Refly terang-terangan mengatakan langkah orang-orang ini dinilainya lucu dan tidak mendasar. 

Seperti diketahui bahwa pada Minggu (22/1/2023) lalu Anies Baswedan yang berkunjung ke Bandung, sempat diwarnai aksi penolakan oleh segelintir orang dengan sejumlah spanduk bertuliskan kata penolakan terhadap calon presiden yang diusung Partai NasDem itu.

Baca Juga: Tata Kata Pidato Anies Baswedan Berantakan, Elite Megawati: Kusut, Banyak Bohongnya!

Menariknya baru-baru ini tersiar kabar bahwa terdapat peserta aksi yang mengaku dirinya dibayar Rp100 ribu serta konsumsi untuk melakukan penolakan terhadap Anies Baswedan.

Kabar ini kemudian membuat Refly Harun menyebutnya sebagai sesuatu yang lucu, selain pertanyaan besar terkait siapa yang mengeluarkan uang hingga dapat memobilisasi sejumlah warga menjadi peserta aksi bayaran.

"Menarik ini, ngakaknya, bagaimana demo di Bandung yang menolak Anies Baswedan, selain jumlahnya cuma segelintir orang, ternyata mereka mengaku dibayar, bayarnya seratus ribu rupiah," kata Refly Harun seperti dikutip penulis dari kanal YouTube Refly Harun pada Selasa (24/1/2023).

Baca Juga: Makin Jelas! NasDem Mengakui Khofifah Indar Parawansa Masuk dalam Radar Cawapres Anies Baswedan

"Pertanyaannya adalah siapa yang membayarnya?" tambahnya.

Lebih lanjut ia pun menyayangkan kejadian ini, pasalnya membayar orang untuk ikut-ikutan demo dapat berpotensi merusak demokrasi di Indonesia.

"Jadi yang namanya demokrasi seperti ini, demokrasi yang merusak, karena tindakannya itu tidak didasarkan aspirasi tapi didasarkan pada pesanan," ujar Refly Harun.

"Jadi inilah yang namanya distorsi demokrasi, jadi bukan demokrasi yang seperti ini yang kita kehendaki," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: