Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alih Fungsi Lahan Pertanian Jadi Ancaman Serius Stabilitas Pangan

Alih Fungsi Lahan Pertanian Jadi Ancaman Serius Stabilitas Pangan Petani berjalan di persawahan Desa Puca, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (8/1/2022). Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi pada 2022 mencapai 55,20 juta ton, lebih dibandingkan capaian tahun 2021 sebesar 54,65 juta ton. | Kredit Foto: Antara/Abriawan Abhe
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Presiden, Maruf Amin mengakui alih fungsi lahan pertanian menjadi salah satu faktor yang mengancam stabilitas pangan Indonesia. Sebab itu perlu kebijakan yang bisa menjaga lahan pertanian tidak terus berkurang.

“Lahan pertanian semakin menyusut karena alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Ini dapat menjadi ancaman nyata ketahanan pangan kita, apabila tidak dibarengi dengan upaya menggenjot produksi,” kata Maruf saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Pertanian di Jakarta, kemarin.

Untuk menjaga lahan pertanian, kata Ma’ruf, daerah-daerah lain bisa mencontoh kebijakan yang dilakukan Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta. “Saya diceritakan Pak Gubernur Yogyakarta Sri Sultan. Dia mengatakan untuk menjaga lahan pertanian sesuai target yang ditetapkan, apabila ada satu kabupaten harus menggunakan lahan pertanian maka harus mengganti lagi sehingga jumlah lahan tidak berkurang terus-menerus. Kalau semua gubernur, bupati, melakukan ini, saya kira bisa menjaga lahan pertanian,” kata Ma’ruf.

Baca Juga: Tekan Impor Pangan, Pemerintah Terus Dorong Diversifikasi

Maruf pun meminta Kementerian Pertanian membuat terobosan-terobosan sebagai lompatan untuk meningkatkan produktivitas dan penciptaan nilai tambah produk pertanian.

“Harapannya, walaupun lahan terbatas, produktivitas dan pendapatan petani dapat terus ditingkatkan,” Ucapnya. Maruf juga mengingatkan jajaran Kementerian Pertanian akan perlunya menggandeng berbagai pihak, baik petani individu maupun kelompok, perguruan tinggi, organisasi kemasyarakatan, dan lembaga penelitian sehingga tercipta inovasi-inovasi aplikatif, seperti penemuan bibit unggul, teknologi pertanian, serta sarana dan prasarana pertanian

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: