Waspada! EG dan DEG Tak Hanya dalam Sirup Obat Batuk, PDUI: Masyarakat Harus Lebih Jeli
Kredit Foto: PDUI
Chaterine mengatakan PDUI sangat peduli terhadap masalah EG dan DEG ini. Karenanya, menurut dia, PDUI juga ikut melakukan edukasi terkait EG dan DEG ini kepada setiap pasien saat datang berobat ke dokter, dan juga melalui pos pelayanan terpadu (Posyandu).
“Kita lebih bergerak dari segi sosialisasi di masyarakat. Kita selalu menyarankan agar masyarakat harus lebih bijak memilih pangan dan kemasan pangan yang aman,” tukasnya.
Baca Juga: Koalisi Perubahan Pelan-pelan Mulai Jalan, AHY Soal Siapa Duetnya Anies Baswedan: Kami Rasional Saja
PDUI juga berharap edukasi mengenai bahaya EG dan DEG ini dilakukan di lingkungan sekolah. Menurut Chaterine, hal itu mengingat banyak juga guru-guru yang kurang paham soal zat-zat kimia berbahaya yang ada dalam pangan dan kemasan pangan.
“Jadi, seharusnya guru-guru di sekolah-sekolah juga dibekali mengenai bahaya dari EG dan DEG ini. Karena anak-anak kan biasanya lebih dengar apa yang disampaikan guru-guru mereka ketimbang orang tua yang ngomong. Jadi harus dimulai dari eduksi yang kecil-kecil seperti itu,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Komisi Nasional Anak (Komnas Anak), Arist Merdeka Sirait, juga meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan peringatan berupa pelabelan ‘berpotensi mengandung etilen glikol’ terhadap kemasan-kemasan pangan berbahan EG dan DEG ini. “Hal itu mengingat plastik-plastik yang dipakai seperti galon sekali pakai, ketika dia mengandung etilen glikol maka isi dari kemasan itu bisa bermigrasi dan berbahaya bagi kesehatan anak,” tukasnya.
Arist menegaskan Komnas Anak sangat konsen terhadap air minum atau makanan yang berbahaya bagi anak-anak seperti halnya etilen glikol yang disebutkan bisa mengakibatkan gagal ginjal. “Kami sangat prihatin terhadap kondisi anak-anak di Indonesia yang saat ini banyak yang menderita gagal ginjal,” ujarnya.
Baca Juga: Transformasi Digital BPJS Kesehatan Perkuat Mutu Layanan
Komnas Anak melihat banyak produk plastik yang salah satunya adalah galon sekali pakai yang dikonsumsikan oleh anak-anak, baik bayi dan balita. “Karenanya, kami akan terus mengkampanyekan bahaya etilen glikol ini ke masyarakat. Semua produk yang digunakan oleh rumah tangga dalam bentuk plastik termasuk galon sekali pakai itu harus ada peringatan bahwa kemasan itu mengandung etilen glikol pada labelnya,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement