Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kantar dan Dentsu Berkolaborasi, Ungkap Adanya Urgensi Praktisi Pemasaran untuk Masa Depan Berkelanjutan

Kantar dan Dentsu Berkolaborasi, Ungkap Adanya Urgensi Praktisi Pemasaran untuk Masa Depan Berkelanjutan Kredit Foto: Dok. Panpel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dentsu dan Kantar meluncurkan Marketing a Better Future, sebuah studi unggulan yang mengeksplorasi peran praktisi pemasaran Asia Pasifik dalam mencapai ambisi misi keberlanjutan perusahaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB).

Dengan pertumbuhan ekonomi Asia yang eksponensial, daya beli bergerak ke Timur dengan kawasan serta berdampak membentuk tren konsumsi global. Hal ini memberikan konsumen dan korporasi di Asia tanggung jawab baru dan unik, karena wilayah ini akan diperkirakan menanggung beban bencana iklim. Perilaku konsumen, dalam aspek kebiasaan dan gaya hidup, harus diubah segera untuk kehidupan yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga: Dentsu Indonesia Dinobatkan sebagai Creative, Media, dan Digital Agency of the Year di Citra Pariwara 2022

Laporan ini dilandasi oleh sejumlah metodologi yang mengambil sumber dari 4 studi oleh Kantar dan Dentsu, 40 sumber data publik, 100+ jam statistik dan analisa budaya untuk pengamatan lebih lanjut, 71+ praktisi pemasaran berpengalaman, 10+ wawancara dengan pemimpin perusahaan pemasaran dan keberlanjutan serta 30+ analisis Brand internal maupun eksternal.

Studi dilakukan pada 12 wilayah Asia Pasifik meliputi Australia, China, Hong Kong, India, Indonesia, Malaysia, Selandia Baru, Singapura, Taiwan, Thailand, Filipina dan Vietnam. Dari hasil tersebut, ditemukan fakta bahwa Indonesia memiliki 3 masalah iklim utama yakni Kemiskinan & Kelaparan, Penggundulan Hutan dan Polusi Air yang menjadi tantangan penting dalam pelestarian lingkungan dan ekosistem, untuk mencapai kehidupan yang lebih berkelanjutan.

Meskipun begitu, praktisi pemasaran saat ini gagal untuk menangkap peluang. Studi ini menemukan bahwa hanya satu dari tiga (34%) tim pemasaran dengan wawasan yang 'melaksanakan rencana keberlanjutan dan mengukur kemajuan mereka'. Ini jauh lebih rendah dengan 46% dalam rantai pasokan (supply chain), dan 51% dalam strategi perusahaan. Studi baru mengidentifikasi dua kesenjangan intensi-aksi yang signifikan, kesenjangan intensi-tindakan konsumen dan organisasi, di mana menjadi akar tantangan bagi praktisi pemasaran.

Selain itu, berdasarkan studi oleh Kantar mengenai barometer isu global, isu iklim merupakan masalah utama. Hal ini dibuktikan dengan 60% konsumen global mengatakan mereka mengalami kecemasan terhadap lingkungan yang mendorong inisiasi serta keinginan untuk bertindak.

Baca Juga: Disinyalir Komplain Soal Majunya Anies Baswedan, Jokowi: Dikit-dikit Dihubungkan dengan Istana

Perubahan sistem diperlukan untuk mencapai target keberlanjutan global dan memastikan masa depan bumi. Tidak diragukan lagi bahwa bisnis, brand, dan mitra agensi mereka memilikikebutuhan dan peluang. Sebagai jembatan antara brand dan konsumen, praktisi pemasaranmemiliki peluang unik, dan karenanya bertanggung jawab untuk menjadi agen perubahan generasi yang memengaruhi perilaku konsumen, serta mendorong inovasi yang akan diinformasikan kepada pelanggan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: